Perlukah Meninjau Ulang Hukuman Ban Seumur Hidup yang Jadi Penghancur Karir Para Pemain Pro?

Diskusi mengenai ban seumur hidup yang dijatuhakan oleh developer game kepada seorang pemain karena perbuatan pemain tersebut kembali mendapat sorotan setelah Freddy “Smash” Sina membeberkan kondisinya saat ini!
Hukuman berupa ban seumur hidup untuk mengikuti petandingan resmi dari Valve selaku pemilik game Dota 2 dijatuhkan pada Smash setelah ia terlibat dalam kasus match fixing bersama empat rekan timnya dari Elite Wolves pada tahun 2016 lalu.
Kasus ban seumur hidup pada para pemain dari Elite Wolves memang diselimuti kontroversi tersendiri. Terjadi pada Pro Dota Cup America, para pemain terindikasi sengaja kalah saat perebutan juara tiga melawan Infamous.
Walaupun setelah penelusuran dari Valve dan Pro Dota Cup tidak ditemukan indikasi match fixing, pada akhirnya Smash dkk tidak dapat bergabung dengan tim lain pada bursa transfer Manila Major karena statusnya yang “tidak kompeten.”

Status tersebut kemudian diterjemahakan menjadi hukuman ban seumur hidup yang diberikan Valve pada Smash dkk berakibat mereka tidak dapat berlaga di pertandingan resmi yang disponsori oleh Valve.
Setelah tenggelam selama beberapa lama, perihal kasus ini kembali mencuat saat Smash membuat postingan di reddit mengenai kasus tersebut. Intinya, ia meminta valve untuk mengkaji kembali perihal ban seumur hidup yang diterimanya.
Smash mengatakan bahwa kondisi saat itu sangat sulit karena mereka bermain di Amerika Latin dan bermain bersama tim yang sangat miskin. Belum lagi ia yang masih sangat muda merasa dipermainkan oleh menejemen timnya perihal match fixing tersebut.
Ia berharap Valve memberikan keringanan untuk mengkaji ulang perihal hukumanannya, mengingat bahwa kondisi scene kompetitif Dota 2 telah berubah jauh dibandingkan saat kasus tersebut terjadi!
Perlukah Mengkaji Ulang Ban Seumur Hidup?

Tanggapan atas curhatan Smash tersebut sangat beragam. Namun garis merahnya adalah, Valve sangat keras kepala dan hampir tidak mungkin mengabulkan permintaan tersebut. Pasalnya sangat jarang pemain Dota 2 yang ban seumur hidupnya diangkat oleh Valve.
Namun beberapa blog mengungkapkan bahwa langkan mengkaji ulang keputusan tersebut sangat tepat untuk dilakukan pada momen Dota 2 Pro Circuit kali ini. Alasan utamanya karena hadiah yang ditawarkan sudah sangat besar dan bisa mencegah match fixing terjadi!
Penyelenggara turnamen Dota 2 Pro Circuit rata-rata telah menyiapkan hadiah sekitar USD6.000 bahkan USD10.000 untuk tim peringkat terakhir yang berhasil tampil di pertandingan mereka. Jumlah tersebut sangat banyak untuk para tim mana pun!
Kondisi berbeda dengan saat kasus match fixing Smash terjadi di mana hadiah yang diperbutkan hanya sebesar USD500 saja! Belum lagi mengingat kondisi Amerika Latin yang terbilang masih cukup miskin.

Belum lagi, muncul tanggapan bahwa Smash dkk hanya sekumpulan anak muda yang sangat passion terhadap game mereka, tidak memiliki niat jahat sama sekali untuk melakukan match fixing. Namun karena kondisi mereka yang sangat parah dan manajemen yang buruk menyeret mereka ke dalam kondisi tersebut!
Dorongan untuk mengkaji ulang hukuman ban seumur hidup ini semakin kuat saat ESL dan ESEA memutskan untuk mengijinkan para pemain CS: GO yang dihukum ban seumur hidup untuk bermain di turnamen mereka!
Kisah sedih awal karir para atlet esport profesional memang bukan sesuatu yang baru. Pemain sekelas Febby dan Blitz juga bercerita betapa kerasnya hidup pada masa awal esport Dota 2 berjalan.
Namun apakah benar ini saat yang tepat untuk mengkaji ulang hukuman ban seumur hidup para pemain tersebut? Share pendapatmu di kolom komentar ya guys!