Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Bjergsen, Korban Bullying yang Menjadi Superstar di League of Legends!

Saat ini, hampir tidak ada pemain League of Legends (LoL) yang tidak mengenal nama Soren “Bjergsen” Bjerg. Namun siapa sangka midlaner superstar dari Team Solo Mid ini pernah melalui masa kecil yang kelam di mana ia menjadi korban tindakan bullying!

Bjergsen lahir di sebuah kota kecil Denmark pada 23 Februari 1996 dan memiliki dua saudara laki-laki. Masa kecilnya ia lalui dengan bersekolah di Denmark.

Selama sekolah, Bjergsen memiliki nilai yang cukup bagus. Namun perawakannya yang kurus kerap kali membuatnya menerima tindakan bullying dari para teman laki-lakinya yang berbadan lebih besar. Hal ini terjadi pada saat ia berada di kelas 4 SD.

Bjergsen dan keluarga. Sumber: twitter.com/bjergsen

Kondisi tersebut semakin parah, karena nampaknya baik guru ataupun keamanan sekolah juga tak acuh dengan tindakan bullying yang diterima oleh Bjergsen. Bahkan beberapa pihak sekolah terkesan tidak peduli dan membuatnya semakin depresi.

Selama masa depresinya tersebut, Bjergsen sering kali bermain game setelah pulang sekolah sebagai pelariannya. Ia juga bermain game secara sembunyi-sembunyi. Hal tersebut karena ia takut bila kecintaannya untuk bermain game diketahui oleh teman-temannya ia bisa di-bully semakin parah! Hal tersebut bisa saja terjadi, mengingat terlalu banyak bermain game dipandang sebagai perilaku yang negatif dan cupu.

Selepas lulus SD, Bjergsen sedikit optimis untuk kembali bersekolah karena ia merasa di sekolah barunya memiliki kesempatan baru untuk mencari teman dan terbebas dari bullying. Namun nampaknya perilaku bullying yang diterima olehnya malah semakin parah!

Ia menuturkan bahwa tindakan bullying yang diterimanya pada kelas 8 semakin menjurus kapada bullying yang melukai secara fisik. Bagian mulutnya pernah terluka parah karena teman-temannya menjahilinya menggunakan sebuah sendok dan mencoba memasukannya ke dalam mulut Bjergsen.

Sumber: lolesport.com

Sejak kejadian tersebut, Bjergsen memutuskan untuk berhenti datang ke sekolah dan mengurung dirinya di rumah karena depresi. Selama periode ini, ia berada kondisi terparah dalam hidupnya dan tidak berbicara pada siapapun kecuali keluarganya!

Dalam depresinya tersebut, akhirnya Bjergsen menemukan sebuah permainan bernama LoL dan mencoba memainkannya. Ia dengan cepat menguasainya dan jatuh cinta dengan permainan tesebut. LoL lah yang membantunya bangkit dan memberi alasan untuk tetap berjuang dan menjalani hari demi hari.

Ia mencoba untuk mengikuti berbagai turnamen secara online dan mendapatkan uang dari sana. Bakatnya yang cemerlang tersebut mulai tercium, membuatnya segera diincar oleh berbagia tim berbakat asal Swedia.

Sumber: youtube.com

Akhirnya Bjergsen direkrut oleh salah satu tim besar asal Swedia yaitu Copenhagen Wolves. Bergabungnya Bjergsen dengan Copenhagen Wolves disebut sebagai “tim yang merubah hidupnya,” karena saat itu manajer dari Copenhagen Wolves berhasil meyakinkan Bjergsen untuk melepaskan semua depresi dan kecemasannya untuk kemudian berlaga di turnamen LAN DreamHack Winter 2012.

Performa luar biasa ditunjukkan Copenhagen Wolves yang berhasil mencapai peringkat tiga dan berhak untuk mengikuti kualifikasi LoL Championship Series. Namun, umur Bjergsen yang masih 16 tahun dianggap terlalu muda dan membuatnya tidak bisa tampil bersama timnya tersebut.

Walaupun telah mencapai prestasi yang lumayan di LoL, nampaknya trauma dari bullying masih dialami oleh Bjergsen. Ia kerap kali merasa takut apabila ada seseorang yang mencoba memeluknya.

Sumber: gamecrate.com

Ia juga sering kali menolak untuk melakukan wawancara dan berbicara dengan pemain LoL lainnya karena takut bila ia berkata salah ia akan di-bully oleh para pemain lainnya. Kebiasaanya untuk mengenakan baju lengan panjang juga bertujuan untuk menutupi tangannya yang kecil dan menghidari cemoohan akan tubuhnya yang kurus.

Setelah beberapa saat berlaga di LCS, ia baru menyadari bahwa orang-orang di sana tidak seburuk yang ia khawatirkan. Malah para penyelenggara dan peserta LCS seperti ESL dan Riot sangat baik padanya dan mendukungnya untuk pulih dari depresi dan kecemasannya.

Bjergsen juga berterimakasih pada fans-nya yang kerap kali memberinya dukungan dari berbagia media dan membuatnya semakin semangat untuk menjadi pemain LoL yang lebih baik lagi!

Saat ini Bjergsen dianggap sebagai salah satu midlaner terbaik di dunia dan telah mengantongi empat piala North Amerika LCS bersama TSM!

Tindakan bullying memang tidak bisa dibenarkan. Baik dalam dunia nyata atau game sekalipun!

Oleh karena itu, sebagai seorang pemain dan warga negara yang baik, kita harus menghindari perilaku bullying ya! Kita juga harus sama-sama bergerak menghapuskan tindakan bullying. Seperti yang baru-baru ini terjadi, netizen bergerak untuk menghukum para pelaku bullying pada seorang streamer CS:GO yang mengalami cacat fisik.

Berantas bullying dan maju terus esport Indonesia!

Diedit oleh Audi E. Prasetyo

Pameran komunitas Game terbesar di Indonesia! Coba berbagai macam game dan dapatkan doorprize di GAME PRIME 2017, Balai Kartini, Jakarta, 29-30 Juli 2017. Info >>> http://gameprime.asia/pameran

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Audi Eka Prasetyo
EditorAudi Eka Prasetyo
Follow Us