EKSKLUSIF: Interview Lexi Gao - Bagaimana League of Legends Mengembangkan Champion Baru?

GGWP mendapatkan kesempatan eksklusif untuk mewawancarai Lexi Gao, Senior Product Manager League of Legends, seputar implementasi Champion baru.
Di dalam wawancara ini, kita bertanya tentang bagaimana Riot Games mendesain dan mengembangkan Champion mereka.
Apa saja hal yang mereka pertimbangkan, baik dalam membuat Champion baru, ataupun melakukan revamp terhadap Champion yang lama?
Intreview eksklusif Lexi Gao
1. Bagaimana cara product manager untuk menjaga balance di antara semua Champion?

Dalam mendesain Champion, League of Legends memiliki sebuah tujuan untuk dicapai sambil mempertimbangkan tiga pilar yang harus kita pegang teguh.
Tiga pilar tersebut yaitu design, narrative, dan art. Ketiga pilar tersebut harus sesuai dengan arahan yang sudah ditetapkan.
Untuk menjaga balance, kami melakukan berbagai macam tes secara terstruktur dan bertahap.
Di setiap stage of development (early, middle, dan late), kami melakukan empat macam tes.
- Tes internal oleh tim pengembang: Tes ini dilakukan dengan bermain menggunakan Champion baru sebanyak dua kali sehari.
- Tes internal oleh tim Riot: Tes ini dilakukan beberapa kali seminggu, dimana subyek tesnya adalah karyawan Riot Games sendiri.
- Tes oleh GAT (Game Analysis Team): Tes yang dilakukan oleh tim khusus yang terdiri dari expert player, dan eks-pemain pro.
- Tes tertutup: Tes yang dilakukan oleh umum, namun sifatnya tertutup (undangan), dan tester harus menandatangani NDA (Non-disclosure Agreement).
2. Apa saja hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain Champion baru League of Legends, atau mengubah yang lama?

Di belakang layar, kami memonitor banyak sekali data untuk dipertimbangkan. Untuk Champion baru, kami memiliki sebuah tujuan utama yang ingin dicapai.
Namun untuk Champion lama, Riot Games memiliki tim Summoner’s Rift untuk mengatur live update dan balance.
Setelah 11 minggu dirilis, maka perubahan yang terjadi pada Champion baru akan diambil oleh tim Summoner’s Rift. Namun tentu saja, tim kami bekerja sangat dekat dengan mereka.
Dalam mengubah Champion yang lama, League of Legends memiliki beberapa jenis update tergantung dari kasusnya.
Misalnya kita punya splash update, di mana kami hanya melakukan modifikasi untuk efek dari skill atau action yang dilakukan oleh sebuah Champion.
Selain balance, faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam melakukan revamp atau buff adalah apakah Champion tersebut masih relevan dengan lore yang ada, dan apakah secara fisik, ia masih in-line dengan art direction Summoner’s Rift.
3. Apakah ada limitasi teknologi dalam mendesain Champion baru?

Ya, proses desain ini perlu menyesuaikan dengan game technology saat itu. Apakah teknologi game pada saat itu mampu mengakomodasi Champion baru ini?
Jika belum bisa, kami berkoordinasi dengan mereka untuk mengetahui kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menciptakan teknologi itu.
Namun tentu saja, sebelum teknologinya diperbarui, ide dari Champion baru ini harus benar-benar matang dan disetujui oleh tim.
Setelah itu, pengembangan teknologi dan Champion-nya berjalan bersama-sama secara paralel.
4. Apa tiga Champion favoritmu?
Saya secara pribadi suka Lux, Ahri, dan Diana.
Pertanyaan tentang Champion League of Legends favorit menjadi akhir dari wawancara eksklusif GGWP dengan Lexi Gao, Senior Product Manager League of Legends.
Setelah wawancara ini, saya pun bergegas menuju ruangan lain untuk mewawancarai Jeremy Lee, Executive Producer of Riot Games, dan Pu Liu, Senior Director League of Legends.
Untuk lebih banyak informasi seputar esports, jangan lupa untuk follow akun Instagram GGWP di @ggwp_esports!