Kenapa Game Seperti Dota, LoL, dan PUBG Tidak Ada di Olimpiade?

International Olympics Committee (IOC) mengumumkan Olympic Virtual Series (OVS), kompetisi esports untuk game berjenis olahraga contact dan non-contact. Game olahraga seperti kasti, kapal layar, balap sepeda, hingga balap mobil ikut bagian dalam OVS. Pertanyaannya, ke manakah game esports populer seperti Dota, PUBG, dan lainnya di event Olimpiade ini?
Industri esports berkembang sangat pesat dan menjadi bisnis bernilai miliaran dollar. Kompetisi untuk game MOBA, battle royale, FPS, fighting, dan lainnya diadakan dari level kota hingga dunia. Para pemainnya pun sukses bak rockstar.
Meski demikian, para gamer di atas tak menjadi sorotan pada OVS. Game MOBA, battle royale, FPS, dan lainnya dikesampingkan untuk game esports lain yang bahkan peminatnya lebih sedikit dari cabang-cabang populer tersebut.
Lalu apa yang membuat IOC lebih melirik game-game tadi dibanding PUBG, Dota, dan kawan-kawannya untuk kompetisi esports Olimpiade ini?
Alasan kenapa PUBG, Dota, dan kawan-kawan tidak dimasukkan ke Olimpiade

Untuk melihat alasan pemilihan game untuk Olimpiade ini, kita harus melihat lebih dekat apa saja game yang akan dimainkan:eBaseball Powerful Pro Baseball 2020, Zwift, Virtual Regatta, dan Gran Turismo.
Kesamaannya? Semua game di atas berbasiskan olahraga betulan. Di titik ini sebenarnya sudah jelas mengapa game seperti PUBG dan Dota tak bisa masuk Olimpiade.
Belum lagi ditambah dengan beberapa game seperti PUBG atau CS: GO yang mengedepankan aksi tembak-tembakan dan kekerasan. Meskipun hanya sebuah game, nature dari game tersebut berlawanan dengan nilai dan semangat yang dikedepankan Olimpiade.
Bandingkan dengan game seperti Zwift dan Gran Turismo. Kedua game ini lebih dari sekedar game dan menggunakan perangkat yang bisa memberikan pengalaman mendekati aslinya.
Jika bermain Zwift, kita harus mengayuh pedal sepeda layaknya bersepeda betulan. Di Gran Turismo, kita harus mengendalikan kemudi mobil serta pedalnya seperti berkendara betulan.
Dua contoh game di atas mensimulasikan sensasi olahraga betulannya dan menjadi bagian dari jenjang karir olahraga masing-masing. Teori dan praktek yang dipelajari dari game balap mobil dan sepeda bisa diterapkan ke dalam karir betulan.

Lalu bagaimana dengan game olahraga lain yang lebih populer, seperti sepak bola? Kalau ada eBaseball Powerful Pro Baseball, pastinya masuk akal dong kalau ada eFootball PES juga?
Nah, penyelenggaraan OVS ini bekerja sama dengan federasi olahraga internasional masing-masing, misalnya FIA untuk Gran Turismo, UCI untuk Zwift, dan WBSC untuk eBaseball Powerful Pro Baseball 2020.
Untuk sepakbola sendiri, federasi yang menanganinya adalah FIFA. Mereka sudah punya game resmi yaitu FIFA 21 dan FIFA Online 4; serta punya kompetisi resmi seperti FIFAe World Cup, FIFAe Club World Cup, dan FIFAe Nations Cup.
Lalu kenapa FIFA tak masuk ke OVS? Ini yang belum kita ketahui alasannya. Apakah IOC belum menemukan kesepakatan dengan pihak FIFA?
Karena OVS ini memang masih rintisan, kita harus melihat kemana IOC akan membawa event Olimpiade esports ini. Bagaimana pendapat kamu sendiri soal OVS?