Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Dukungan Orang Tua dan Sekolah Penting untuk Pembinaan Atlet Esports

Dukungan orang tua dan sekolah memang sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Salah satunya adalah dukungan atas kegemaran anak dalam esports.

Peran orang tua dan sekolah dinilai sangat penting untuk memberikan dukungan sekaligus pengawasan terhadap generasi muda yang menggemari game online.

Tidak hanya untuk mencegah dampak buruk dari bermain game. Namun juga, menjadi bagian dalam proses pembinaannya. Hal ini dilakukan agar bermunculan atlet-atlet potensial yang bisa membawa prestasi bagi Indonesia di masa depan.

Hal ini mengemuka dalam acara bincang media virtual dengan tema “Esports bagi Pelajar: Sinergi Peran Orang Tua dan Dukungan Sekolah”, yang digelar oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI dan Indonesia Esports Premiere League (IESPL) pada Jumat (4/9).

Upaya Pemerintah dalam Mengembangkan Esports

Jenal Aripin yang mewakili Kemenpora mengatakan bahwa upaya pemerintah dalam mengembangkan esports dilandaskan pada visi mencetak SDM Indonesia berkualitas unggul.

Esports layaknya cabang olahraga lainnya, untuk mencetak atlet berprestasi harus ditekuni dengan baik dan berlatih disiplin sejak usia muda. 

Anak-anak muda yang menekuni esports, sama seperti bidang-bidang lainnya, harus punya keseimbangan. Peran orang tua dan sekolah juga sangat penting,” ungkap Jenal Aripin.

Harus dinamis bagaimana mengarahkan ke hal-hal yang positif, lalu pertegas regulasi dalam lingkup rumah dan sekolah.”

Ia menambahkan, bimbingan yang tepat dari lingkup orang tua dan sekolah berkontribusi dalam proses melahirkan atlet-atlet esports berprestasi.

Untuk mencetak atlet berprestasi itu ada proses. Mulai dari pemanduan bakat, kemudian identifikasi bakat atau memutuskan mana yang sekadar hobi mana yang bisa diarahkan prestasi.

Maka itu kami setuju bahwa penguatan peran orang tua dan sekolah itu merupakan langkah yang sangat positif dalam pengembangannya,” paparnya.

Dampak Esports Terhadap Generasi Muda dari Kacamata Psikologi dan Kepala Program Pengembangan Esports PSKD

Sementara itu Ghea Amalia Arphandy menjelaskan kajian psikologi tentang dampak esports khususnya terhadap generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah dan kuliah.

Menurut Ghea, orang tua dan sekolah yang merupakan ekosistem tumbuh kembang anak menjadi kunci untuk memaksimalkan dampak positif. Bukan itu saja, mereka juga sebagai pemutus dampak buruk bermain game bagi anak muda.

Peran keluarga sangat penting membentuk anak. Orang tua harus membaca dan menyelami seperti apa hobi dan permainan anaknya. Sehingga memahami bagaimana menerapkan aturan yang kira-kira tepat bagi anak,” Ghea mengatakan.

Hal serupa dikatakan Yohannes Paroloan Siagian. Director Somnium Esports ini juga berkiprah sebagai akademisi dan pernah menjabat Kepala Sekolah SMA 1 PSKD Jakarta.

Dari kacamata Yohannes, kegemaran anak muda dalam bermain game apabila dikelola dan dibina dengan baik, dapat memberikan manfaat positif bagi pelajar.

Esports, menurutnya, juga membuka ruang-ruang baru di masa depan bagi anak muda untuk meraih kesuksesan.

Dulu orang tua dan guru itu satu-satunya sumber pengetahuan. Sekarang, anak-anak bisa mendapatkan pengetahuan dari manapun. Maka itu peran orang tua dan sekolah bergeser. Mereka harus menjadi interpreter, memberikan bimbingan dan jalan menuju gol akhir.

Supporter terbesar anak adalah orang tuanya. Anak dengan kemampuan rendah kalau dapat support, akan berkembang lebih baik, ” jelas Yohannes.

Diperlukannya Wadah untuk Menampung Potensi Anak Muda di Industri Ini

Dalam kesempatan yang sama, Giring Ganesha mengatakan potensi anak-anak muda Indonesia di bidang esports sangat besar.

Oleh karena itu, diperlukan wadah bagi anak-anak muda yang ingin menekuni bidang ini dengan serius. Sehingga nantinya, bisa sukses menjadi atlet profesional yang berprestasi.

Ia mengatakan Piala Menpora Esports 2020 Axis lahir dari pemikiran tersebut, sehingga memfokuskan pada peserta yang berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

Dirinya berharap semua stakeholder yang ada dalam ekosistem ini, termasuk orang tua dan sekolah bisa memberikan dukungan dan pengawasan yang tepat. 

Tujuan turnamen ini salah satunya adalah menjadi wadah anak-anak muda yang ingin menekuni bidang ini. Dengan mengikuti turnamen mereka bisa mengenali potensinya sendiri, memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kemampuan.

Tentunya peran orang tua dan sekolah tidak terlepas untuk memberikan dukungan dan bimbingan,” terang Giring.

Piala Menpora Esports 2020 AXIS

Turnamen ini merupakan hasil kolaborasi antara Kemenpora, IESPL, dan AXIS. Bertujuan untuk melahirkan talenta-talenta muda, kompetisi ini menyasar generasi muda yang masih duduk di bangku SMP, SMA dan universitas. 

Piala Menpora Esports 2020 Axis mempertandingkan Mobile Legends: Bang Bang. Di babak kualifikasi, sebanyak 2.048 tim yang berkompetisi terbagi dalam 4 kloter dengan 512 tim per kloter. 

Para pemain akan bertanding 5 vs 5 untuk terus melaju ke babak berikutnya. Babak Grand Final yang akan berlangsung pada 3 sampai 4 Oktober mendatang mempertemukan delapan tim terbaik dari 4 kloter untuk bersaing meraih gelar juara.

Share
Topics
Editorial Team
Valya Annisya
EditorValya Annisya
Follow Us