Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Esport Kok Jualan Hero? Membahas Seputar Model Bisnis Game Esport!

Sempat kewalahan karena game esport kesayanganmu tiap minggu merilis hero baru yang over powered? Kira-kira kenapa tindakan jualan hero tersebut dilakukan ya?

Model bisnis “jualan hero” ini memang bukan hal baru di dunia game khususnya esport. Dari judul yang sangat populer sampai yang masih seumur jagung sekalipun kerap kali menggunakan model bisnis ini. Yuk kita bahas secara umum ngenai jualan hero ini!

1. Bisnis

Tencent, salah satu perusahan game terbesar di dunia. Sumber: Linkedin

Salah satu alasan mendasar kenapa model bisnis jualan hero ini ada karena pada akhirnya para pencipta atau pengembang game esport memiliki tujuan yang sama, yaitu berbisnis dan menghasilkan laba!

Artinya mereka harus mencari cara agar kehadiran game mereka dapat menghasilkan uang bagi perusahan tersebut! Salah satu jalan yang dipilih salah satunya adalah jualan hero dan membuat para pemain membelinya.

Cara ini dianggap paling praktis dan terbukti manjur untuk pasar saat ini bila dibandingkan dengan model bisnis yang populer sebelumnya lho! Simak di poin selanjutnya ya!

2. Jualan Hero Lebih Manjur Dibandingkan Jualan Game

Sumber: Youtube

Sejak Dota 2 menggebrak dengan slogan atau prinsip Free to Play, banyak orang mulai berdiskusi mengenai model bisnis yang membuat sebuah game populer dan untung secara bersamaan.

Sebelum tren jualan hero menjadi cara mendapatkan keuntungan utama, model bisnis yang dilakukan dari berbagai publisher esport adalah jualan game-nya! Sungguh ribet!

StarCraft II. Sumber Blizzard

Sebut saja game sekelas Starcraft II yang pada masanya mengharuskan para pemainnya untuk membeli dulu game tersebut sebelum dapat memainkannya! Walaupun setelah itu seluruh konten dalam game dapat dinikmati sepenuhnya oleh para pemain.

Model ini seperti yang diterapkan oleh Overwatch. Namun secara bisnis, model ini dianggap belum terlalu aman karena suatu saat perkembangan game akan terhenti karena kewajiban membeli game tersebut cukup memberatkan para pemain baru.

Model jualan game layaknya StarCraft II masih dilakukan Blizzard dengan Overwatch. Sumber: PlayOverwatch

Langkah jualan hero dianggap lebih mudah untuk menarik pemain baru secara jangka panjang dan membuat game dapat terus berkembang. Sebut saja pelopornya yaitu LoL yagng masih menerapkan model bisnis tersebut dan terbukti masih sangat populer!

3. Kekurangan Model Bisnis Jualan Hero

Model jualan item atau hero OP berpotensi membuat untuk pay to win. Sumber: Youtube Force Gaming

Walaupun model bisnis ini terbukti berjalan dengan lancar, sebenarnya model bisnis jualan hero ini memiliki beberapa kekurangan yang bisa berkaibat fatal bagi para pencipta game yang sembarangan menerapkannya!

Pertama model ini berpotensi menciptakan unsur pay to win atau bayar untuk menang. Merilis item atau hero super OP yang auto win dan bisa didapatkan oleh para pemain dengan membayarkan sejumlah uang berpotensi merusak fairness dalam game tersebut!

Dalam game MOBA misalkan, kita kerap kali disuguhkan dengan rilisan hero baru yang sangat kuat dan membuat hero-hero lain terlihat cupu dihadapannya! Otomatis, para pemain yang masih ingin bersaing “dipaksa” membeli hero tersebut!

Walaupun demikian, para developer game tersebut ternyata cukup pintar untuk kemudian memberikan penyesuaian seperti nerf atau buff pada hero OP tersebut. Artinya, setelah hero baru OP tersebut membuat jengkel para pemain, tinggal di nerf saja!

Argus, Hero ML:BB yang dianggap sangat OP saat ia baru rilis.

Kekurangan kedua dari model bisnis ini adalah pencipta game terlalu terfokus untuk jualan hero baru dan membuat jumlah hero terus bertambah dan hero-hero lama semakin tidak berguna.

Bila nerf dan buff tidak dilakukan dengan seksama, hal ini akan berakibat akan ada hero-hero “sampah” yang sama sekali tidak berguna saat dimainkan bersandingan dengan hero-hero baru yang memiliki skilll sangat kuat!

Pada akhirnya, model bisnis jualan hero ini memang bukan sesuatu yang buruk. Terbukti game-game esport sekelas LoL, Paladins, HoTS, juga Smite masih menggunakan model ini.

Jadi pada akhirnya para developer game harus bijak dalam menjalankan model bisnis ini karena para pemain bisa saja marah karena game terlalu sering jualan hero yang OP dan merusak perminan!

Sedangkan bagi pemain, tinggal pilih, apakah mau beli atau tidak dan menerima konsekuensinya masing-masing! Kalau kamu pilih beli atau tidak guys?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jodi Ibrahim
EditorJodi Ibrahim
Follow Us