Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Salut! Meskipun Dicemooh, Tim Esport Wanita di Cina, LLG, Tetap Berjuang!

Shanghai, pagi hari, para pemain wanita LLG memulai aktivitas mereka sebagai pemain esport. LLG adalah team esport terbaik Cina di game League of Legends. Game tersebut mempunyai basis pemain dan fans terbesar di Cina menurut Weibo dan Baidu Tieba.

Tim LLG tinggal di sebuah apartemen kelas menengah. Mereka mempunyai ribuan follower, kamar yang besar, dompet dengan desain terbaik, tas, perhiasan, dan semuanya itu dibayarkan dengan bermain game!

Cina adalah negara pengguna internet terbesar dengan lebih dari 731 juta masyarakat menggunakannya. Tapi sampai sekarang, anehnya, banyak game komputer tidak tersedia di Cina.

Pemerintah Cina masih menganggap game adalah candu. Hingga saat ini diperkirakan terdapat 170 juta pemain dan fans esport di negara tirai bambu tersebut.

Pemain esport pria di Cina mampu mendapatkan hadiah turnamen lebih dari USD2 juta (sekitar Rp26,4 miliar), sedangkan turnamen wanita hanya mendapatkan prize pool yang jauh lebih sedikit.

Shan Chen, pemain dari tim LLG mengatakan bahwa pada masa lalu ketika mereka (tim LLG) bermain, para penonton akan mencemooh dan berkata mereka seharusnya keluar dari stage pertandingan.

Sumber Facebook LLG

Pada awal ia bermain di internet cafe, ia juga mendapatkan diskriminasi gender. Teman-teman prianya mengatakan ia tidak seharusnya bermain, tetapi ia terus bermain sampai waktunya ia menjadi seorang kapten di antara teman-teman prianya.

Saat ini, para pemain wanita Cina menginginkan liga profesional khusus wanita. Hal ini masuk akal, karena liga esport profesional untuk pria sudah terbilang stabil, sedangkan kompetisi wanita hanya bersifat sporadis di tahun ini.

Ding Ding yang berkewarganegaraan Korea, sampai rela pindah ke Cina dengan alasan tidak adanya tim wanita di Korea saat ini, dan Cina mempunyai tim esport wanita yang lebih terorganisir. Akan tetapi tentu saja, dibandingkan dengan tim pria, tim wanita masih belum cukup terorganisir.

Ding Ding mengatakan perjalanannya masih jauh untuk mencapai level yang sama agar bisa berkompetisi dengan tim pria. Ia berharap suatu saat tim-tim wanita mampu berkompetisi di level yang sama dengan tim-tim pria.

Akan tetapi, kehidupan mereka bisa dibilang sudah cukup terjamin. Setiap member LLG didanai oleh investor yang tertarik pada esport. Setiap anggotanya diberi gaji USD1200 hingga USD2200 (sekitar Rp15-29 juta) setiap bulannya. Mereka mendapatkan gaji lebih besar dua kali lipat dari fresh graduate!

Sumber, Weibo

Saat melakukan streaming, masih banyak penonton online yang mengatakan mereka hanya menjual tampang saja dibanding keahlian bermain. Tidak hanya di dunia game, di dunia online pun masih terdapat diskriminasi dan pelecehan terhadap wanita.

Jika dilihat dari sisi politik, para aktivis dan pengacara wanita masih berusaha untuk menjadikan mereka di posisi pemimpin. Sampai sekarang ini, Dewan Parlemen tertinggi Cina yang beranggotakan tujuh orang hanya terdiri pria saja.

“Sudah seharusnya pria dan wanita mendapat perlakuan yang sama,” tutur Shan Chen.

Sumber, Facebook NXA Ladies

Di Indonesia, tentunya masih mengalami hal yang sama dengan diskriminasi gender. Kebanyakan para pria masih mengatakan pemain wanita hanya menjual tampang saja.

Padahal, tim-tim wanita di Indonesia seperti, NXA Ladies, Female Fighters, dan Sades Galaxy, mereka terus melakukan perjuangan untuk mencapai level di kompetisi yang sama dengan tim-tim pria di Indonesia.

Support dari publisher game seperti Garena Indonesia tetap mendukung esport wanita dengan kompetisi PBLC dari tahun 2016 sampai saat ini 2017. Di antara jeda waktu PBLC, tim-tim wanita juga mengikuti turnamen yang sama dengan tim-tim pria.

Bagaimana dengan yang tidak ada publisher di Indonesia semisal CS:GO, Overwatch, atau Dota 2? Mau tidak mau, mereka berkompetisi di level yang sama dengan tim-tim pria!

Masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk scene esport wanita yang saat ini masih mencari jati diri di Indonesia.

Sumber: BBC

Diedit oleh Audi E. Prasetyo

Share
Topics
Editorial Team
Audi Eka Prasetyo
EditorAudi Eka Prasetyo
Follow Us