Le Mans 24H Virtual Catat Rekor Esports Simracing Terburuk

Pernahkah kalian melihat sebuah event yang begitu buruk hingga dihina oleh seorang pembalap profesional? Well, Le Mans 24H Virtual berhasil mencatat sejarah sebagai esports simracing terburuk.
Tidak jarang sebuah acara mengalami masalah teknis, hal tersebut memanglah wajar. Lagipula, tidak ada manusia yang sempurna. Namun, jika masalah tersebut terus berdatangan dengan variasi yang berbeda, disitulah para penonton mulai sadar.
Ajang Le Mans 24H Virtual yang diadakan menggunakan simulator rFactor 2 akhirnya selesai pada beberapa waktu lalu. Namun, sayangnya event bergengsi dengan biaya masuk ribuan Dolar ini mulai dicap sebagai esports terburuk sepanjang sejarah simracing.
Banyak masalah termasuk yang fatal.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, namun sudah seharusnya sang pengembang meningkatkan kualitas dari sebuah game. Sayangnya, sepuluh tahun perjalanan rFactor 2 dan kita tidak mendapatkan sebuah peningkatan.
Hal tersebut bisa terlihat dari ajang Le Mans 24H Virtual yang mengecewakan banyak orang, termasuk pembalap profesional Max Verstappen. Apa saja isu-isu yang berhasil membuat para pembalap sekaligus penonton muak?
Dari masalah koneksi server yang tidak stabil, stutter yang terjadi secara random, hingga server yang terkena DDoS, ada begitu banyak masalah yang merusak alur event satu ini.
Bahkan, Max Verstappen sendiri menyebut Le Mans 24H Virtual sebagai “acara (para) badut”. Ia juga mengajak para penontonnya untuk beramai-ramai menghapus rFactor 2 dari koleksi mereka.
“Kenapa nggak pake simracing yang lain aja? Kan ada iRacing!”

Jika kita berbicara mengenai kompetitor, pilihan pertama yang paling kompeten sudah pasti jatuh pada iRacing. Simulator satu ini memiliki sistem server terbaik jika kita harus bandingkan dengan rival lain seperti rFactor2 dan Assetto Corsa Competizione.
Namun, ada satu alasan kenapa kita tidak bisa melihat ajang besar seperti Le Mans 24H dan Indycar berlaga menggunakan iRacing. Motorsport Games berhasil memonopoli cabang motorsport tersebut melalui lisensi eksklusif.
Ingatkah kalian dengan lisensi eksklusif Porsche untuk Need for Speed lawas? Ya, sistem lisensi eksklusif berarti hanya ada satu pemegang lisensi saja. Hal seperti ini merupakan parasit dalam dunia gaming yang sayangnya terjadi pada esports melalui simracing.
Bisakah simracing mendapatkan kembali hak dan kebebasan mereka? Mungkin, namun tidak dalam waktu yang dekat. Motorsport Games saat ini mengalami begitu banyak masalah, dari board member yang mengundurkan diri menuju karyawan yang tidak digaji berbulan-bulan.
Sumber: Game Reactor