Sumber: Beyond The Summit
Keempat pertandingan grand final sangat kompetitif, tetapi Fnatic menunjukkan superioritas mereka di game yang mereka menangkan.
Penampilan fantastis dari DJ, 23savage, dan Moon menjadi “faktor x” bagi Fnatic untuk bisa memenangkan grand final ini.
Meski demikian, midlaner asal Malaysia, Moon atau yang dulunya kita kenal sebagai Nana menjadi bintang utama dari yang utama dalam kemenangan Fnatic.
Bersama dengan hero andalannya, yaitu Death Prophet, Moon menjadi faktor utama bagi kemenangan Fnatic di game pertama dan ketiga.
Di game pertama ia berhasil mencatatkan 14 kill dan 16 assist tanpa sekalipun mati, sementara itu di game ketiga, Death Prophet miliknya berhasil mencatatkan 11 kill, 15 assist dan hanya dua kali mati.
Di game ketiga, Moon juga menjadi pemuncak daftar net worth dengan 18.900 gold.
Tak hanya menunjukkan kebolehannya dalam bermain Death Prophet, Moon juga unjuk kebolehan dalam memainkan Storm Spirit di game keempat.
Ia seakan ingin mengajari Mikoto bermain Storm Spirit setelah midlaner BOOM Esports itu memakainya di game ketiga yang tidak berjalan manis untuk BOOM Esports.
Moon dengan Storm Spirit mampu mengacak-acak formasi BOOM Esports dan mendominasi pertandingan. Ia mencatatkan 14 kill, 6 assist dan hanya 2 kali mati.
Moon juga menjadi top damage dealer dari Fnatic dengan 24.300 hero damage.
Dengan kemenangan ini, Fnatic berhak membawa pulang uang hadiah sebesar 15.000 Dolar, sementara sang runner-up BOOM Esports berhak membawa pulang uang hadiah sebesar 10.000 Dolar.
Turnamen besar selanjutnya yang akan dihadapi Fnatic adalah ONE Esports Dota 2 SEA League. Mampukah Jabz dan kolega memepertahankan gelar sebagai raja Dota 2 SEA?