GGWP Recall: 7 Momen Esports yang Mencuri Perhatian Sepanjang 2025

Salah satu momen paling meledak sepanjang 2025 datang dari panggung Counter-Strike 2. Dan "ApEX" Madesclaire, IGL veteran dari Team Vitality, kembali menegaskan dominasinya setelah mengamankan gelar juara BLAST.tv Austin Major 2025.

Namun bukan hanya trofi yang memicu sorotan, namun selebrasinya juga memancing kontroversi global.

Usai memastikan kemenangan, ApEX berdiri menghadap ribuan penonton di venue dan mengacungkan jari tengah kepada para fans yang sebelumnya menyorakinya sepanjang pertandingan. Rekaman detik tersebut langsung viral, menembus lebih dari 2,7 juta views di Instagram.

Aksi ini terjadi sebagai bentuk balasan ApEX atas sorakan penonton. Pasalnya, penonton sudah merasa bosan melihat ApEX dan Team Vitality kembali berhasil meraih gelar juara dan meneruskan win streak miliknya. Tak heran, momen ini menjadi salah satu yang paling ikonik dalam sejarah CS2.

2025 juga menjadi tahun keemasan bagi esports Indonesia di kancah internasional. Jason “f0rsakeN” Susanto dari Paper Rex berhasil menorehkan tinta emas setelah meraih gelar juara Valorant Masters Toronto 2025 sekaligus MVP turnamen.

Paper Rex menumbangkan Fnatic dengan skor 3-1, dan performa f0rsakeN yang konsisten, agresif, dan penuh presisi membuatnya dianggap sebagai salah satu duelist terbaik di dunia.

Ia menjadi salah satu pemain asal Indonesia pertama yang meraih gelar juara sekaligus MVP di ajang global Valorant — pencapaian yang membuat publik tanah air bangga sekaligus menandai tingginya kualitas talenta pemain Indonesia.

Dari skena mobile, EVOS Divine tampil luar biasa di Esports World Cup (EWC) Free Fire. Dominasi mereka sepanjang turnamen membuat nama Indonesia menggema di level internasional.

Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Rasyah, pemain muda yang dinobatkan sebagai MVP. Di usia yang begitu belia, Rasyah menunjukkan kematangan permainan yang menakjubkan.

Kemenangan EVOS Divine tak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekosistem Free Fire paling kuat di dunia.

Kabar menyedihkan sempat datang dari ranah Dota 2. Matthew “Whitemon” Filemon, satu-satunya pemain Indonesia yang berpotensi tampil di The International 2025, dipastikan batal berlaga.

Meski awalnya masuk dalam roster Tundra Esports, ia harus digantikan oleh pemain Austria, Tobias “Tobi” Buchner.

Bagi fans Indonesia, kegagalan Whitemon tampil di TI tahun ini menjadi pukulan telak. Sang pemain pun tak bisa menutupi rasa kecewa, mengingat TI merupakan mimpi terbesar setiap pemain profesional Dota 2. Momen ini menjadi salah satu episode yang paling disayangkan sepanjang 2025.

Di skena MLBB Indonesia, headline besar juga hadir dari RRQ Hoshi. Untuk pertama kalinya dalam sejarah keikutsertaan di MPL, RRQ Hoshi gagal lolos babak playoff setelah hanya menempati peringkat ketujuh klasemen reguler Season 16.

Hasil mengejutkan ini langsung memicu berbagai reaksi dari komunitas — mulai dari kritik terhadap performa tim hingga evaluasi besar-besaran terkait roster dan strategi.

Momen ini menjadi titik refleksi penting bagi sang Raja yang harus menentukan arah baru untuk bangkit kembali.

Honor of Kings kembali menciptakan standar baru dalam penyelenggaraan esports. Opening Grand Final KPL 2025 di Beijing National Stadium (Bird’s Nest) menghadirkan pertunjukan spektakuler berupa visual naga raksasa yang tampak melayang di atas stadion.

Kombinasi hologram, drone light show, dan piroteknik menciptakan atraksi megah yang membuat penonton terpukau. Pertandingan final antara AG Super Play dan Wolves pun berlangsung dengan atmosfer yang luar biasa intens.

Banyak yang menilai opening ini sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah esports.

Tahun 2025 juga menjadi saksi lahirnya dua rekor Guinness World Records dari ekosistem esports:

• KPL: Rekor Penonton Terbanyak di Dunia

Grand Final KPL 2025 di Bird’s Nest dihadiri 62.196 penonton, menjadikannya pertandingan esports dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang sejarah.

• Free Fire: Largest Mobile Team-Based Esports Tournament

Free Fire mengukir sejarah lewat kategori Largest Mobile Team-Based Esports Tournament dengan 618,778 partisipan.

Kedua pencapaian ini menjadi bukti bagaimana esports terus berkembang menjadi fenomena global yang melampaui batas hiburan digital.

Tahun 2025 benar-benar menghadirkan berbagai cerita yang akan dikenang dalam perjalanan esports dunia. Dari drama, prestasi, hingga rekor dunia — semuanya menunjukkan bahwa esports semakin kokoh sebagai industri yang menggerakkan jutaan penggemar di seluruh dunia.