Inilah Hal Menarik yang Penting Diketahui Mengenai Arlington Major!

Sebauh turnamen esports LAN tentunya takkan bisa terlaksana tanpa ada venue pertandingan. Arlington Major sendiri akan dilaksanakan di venue yang istimewa, yaitu Arlington Esports Stadium.

Arlington Esports Stadium adalah stadion khusus esports terbesar di Amerika Utara. Menurut situs resminya, stadion ini memiliki luas daerah sebesar 100.000 kaki persegi (sekitar 9000 meter persegi).

Selain itu, stadion ini punya kapasitas kursi sebanyak 2.500 kursi. Meskipun jumlah kapasitas ini tak sebesar arena indoor serbaguna terkenal seperti Madison Square Garden atau Crypto.com Arena (Staples Center), itu tetaplah jumlah yang sangat besar, apa lagi ini adalah arena khusus pertandingan esports yang punya lingkup lebih kecil.

Penonton diperkirakan akan memenuhi Arlington Esports Stadium untuk ajang Arlington Major ini, setelah PGL memngumumkan kalau tiket yang mereka jual untuk turnamen ini telah habis terjual.

Hal menarik yang kedua mengenai Arlington Major adalah turnamen ini merupakan turnamen Dota 2 Internasional pertama di Amerika Serikat setelah TI7 yang diadakan di Seattle pada tahun 2017 lalu.

Sebenarnya sebelum Arlington Major, Valve merencanakan satu turnamen level internasional di Amerika Serikat, yaitu ESL One Los Angeles Major pada tahun 2020, akan tetapi turnamen tersebut harus dibatalkan karena pandemi COVID-19 yang sedang memuncak saat itu.

Dan dua tahun setelahnya, Valve dan PGL sebagai organizer mengumumkan kembalinya turnamen Dota 2 internasional di Amerika Serikat dengan mengumumkan penyelenggaraan Arlington Major.

Hal menarik mengenai Arlington Major berikutnya adalah banyaknya masalah VISA yang menghantam tim dan pemain peserta sebelum ajang ini dimulai.

Hal ini mengakibatkan mereka harus menunjuk pemain stand-in untuk bisa ikut bertanding di ajang ini. Tercatat ada tujuh tim yang memakai jasa stand-in di Arlington Major.

Mereka adalah OG, RNG, Fnatic, Entity, Thunder Awaken, Beastcoast dan Talon Esports. Di antara tim-tim tersebut, Fnatic dan Beastcoast adalah spesimen yang lebih spesial.

Fnatic akan bermain dengan tiga pemain stand-in di ajang ini, sementara Beastcoast akan menunjuk pelatih sementara untuk menemani mereka.

Permasalahan VISA ini juga membuat satu tim mengundurkan diri dari Arlington Major. Perwakilan Tiongkok, Xtreme Gaming menjadi tim yang mengundurkan diri dari ajang ini karena hal tersebut.

Semua pengumuman mengenai stand-in dan pengunduran ini membuat para penggemar kecewa dan mereka berharap kalau Valve takkan menunjuk lagi Amerika Serikat sebagai tuan rumah turnamen level internasional karena sulitnya akses masuk ke sana mengakibatkan banyak tim tak bisa bermain dengan kekuatan penuh.

Memang benar Amerika Serikat adalah “tanah air” dari Dota 2 dan mereka sangat pantas untuk mendapatkan kembali turnamen di tanah asalnya, namun sepertinya Valve harus berpikir dua kali untuk kembali mengadakan turnamen di Amerika Serikat karena kejadian di Arlington Major ini.

Arlington Major ini menjadi semakin menarik karena ini juga akan menjadi turnamen Major bagi dua pemain Indonesia, yaitu Mikoto dan Hyde.

Setelah berkali-kali gagal di level Minor bersama BOOM Esports di tahun 2019-2020 lalu, kedua pemain ini akhirnya berhasil lolos ke Major setelah membantu Talon Esports meraih peringkat kedua di Tour 3 DPC SEA 2021-2022 lalu.

Ini juga akan menjadi Major pertama bagi organisasi Talon Esports yang baru saja masuk ke Dota 2 pada akhir tahun 2021 lalu.

Akan sangat menarik untuk melihat bagaimana performa Mikoto dan Hyde di turnamen Major pertama mereka itu. Risiko demam panggung pasti selalu ada, namun kita sebagai penggemar Dota 2 Indonesia tentunya berharap kalau dua pemain ini bisa tampil baik dan membawa Talon Esports sejauh-jauhnya di turnamen ini.

Itulah empat hal menarik mengenai Arlington Major versi kami. Apakah kalian punya hal menarik lainnya yang tidak kami sampaikan?