Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Juara Bertahan Worlds LoL, FunPlus Phoenix Tersingkir di Regional

Rookie membawa juara Worlds 2018, Invictus Gaming ke putaran berikutnya dari final regional LPL, mengalahkan juara bertahan Worlds, FunPlus Phoenix.

FunPlus Phoenix memang kewalahan sepanjang awal tahun dengan finis di tempat kedelapan. Mantan juara dunia itu langsung tersingkir dari babak pertama playoff dikalahkan Victory Five.

Doinb dan timnya harus melalui kualifikasi regional untuk mendapatkan kesempatan mempertahankan mahkota mereka. Rintangan pertama mereka adalah Rookie dan Invictus Gaming.

FPX menunjukkan janji di game pertama. Tim terlihat dalam bentuk terbaiknya mereka. Tim ini memainkan gaya yang memungkinkan mereka mendominasi 2019.

Doinb terus-menerus menjelajahi Tian dan menekan setiap jalur. FPX memainkan game dengan rapih dan bersih, berhasil mengambil game pertama.

Game kedua lebih terlihat seperti pertandingan LPL standar. Kedua tim tidak pernah ragu untuk bertarung, meski tidak ada tujuan untuk diperebutkan.

Ning dan Rookie dari Invictus Gaming terbukti menjadi pembeda dan IG memenangkan game kedua dengan berdarah.

Tidak banyak yang perlu dikatakan tentang game ketiga. TheShy tampak seperti sengaja feeding. FPX memakan top laner IG hingga 10 kematian dan mengambil game ketiga. Seri menuju ke match point.

IG, khususnya Rookie, menolak membiarkan season mereka berakhir. FPX tidak punya jawaban untuk Rookie.

Sementara setiap anggota IG bermain bagus, Rookie adalah sebuah katalis untuk semuanya. IG mendominasi game empat, unggul dalam 28 menit. IG memanfaatkan momentum ini untuk mendominasi game kelima dan memenangkan seri.

Tidak Cocok Dengan Meta Terbaru

Serial ini menunjukkan kehebatan Rookie. Rookie menemukan cara untuk membawa timnya ini menuju kesuksesan.

Dia benar-benar harus melakukan satu v sembilan di pertandingan ini. Kesuksesan tim bergantung pada kesuksesan jalur solo.

IG menjadi juara dunia 2018 karena Rookie dan TheShy merupakan dua pemain terbaik dunia. Jika salah satu dari mereka tidak perform, satunya harus menutup lubang yang dibuat.

Kejatuhan FPX berasal dari ketidakmampuan mereka untuk beradaptasi. Tim ini mendominasi 2019 karena rosternya sangat cocok dengan meta itu.

Doinb mengorbankan sumber dayanya untuk membantu Tian memengaruhi peta. Meta bergeser pada tahun 2020, mempromosikan permainan yang lebih egois di mid lane.

Juara seperti Azir dan Orianna menjadi terkenal. Doinb sepertinya tidak pernah bisa beradaptasi dan tim berjuang untuk itu.

Perjuangan semakin besar ketika tim bermain melawan midlaner LPL elit seperti Knight dan Rookie. Jika FPX berharap bisa kembali ke kejuaraan dunia pada 2021, rosternya harus lebih fleksibel.

Share
Topics
Editorial Team
D.L.Tommy
EditorD.L.Tommy
Follow Us