OPINI: Apa Saja Kunci Kesuksesan Vtuber Tim Esports Indonesia?

Beberapa virtual YouTuber tim esports Indonesia sempat populer beberapa tahun lalu, namun kondisinya sekarang berbeda. Apa yang menjadi kunci kesuksesan vtuber tim esports Indonesia sehingga masih eksis hingga hari ini?
Kultur virtual YouTuber merebak selama masa pandemi COVID-19, dan efeknya masih terasa hingga sekarang. Beberapa brand dan tim esports pun ikut membuat vtuber mereka sendiri.
Mungkin kamu kenal dengan RRQ Ryo, atau Rora Meeza ari ALTERLY yang berasal dari manajemen yang sama dengan EVOS Esports?
Mereka, dan vtuber tim esports lainnya sempat meramaikan jagat vtuber Indonesia dalam beberapa tahun belakangan.
Namun, tidak semua vtuber ini masih eksis hingga hari ini. Sebagian dari mereka menjalani hiatus panjang, hingga kekurangan audiens di luar fanbase timnya.
Apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi? Mari kita bedah alasannya bersama-sama.
Membedah kunci kesuksesan vtuber tim esports Indonesia
1. Vtuber yang kurang berhasil

Salah satu nama vtuber tim esports Indonesia yang cukup terkenal adalah RRQ Ryo.
Ia adalah bagian dari RRQ Streamers yang terdiri dari pro player, talent, hingga brand ambassador RRQ yang terjun ke ranah streaming.
Sebagai seorang vtuber, Ryo yang merupakan maskot RRQ ini menciptakan banyak konten dari game Mobile Legends hingga PUBG Mobile.
Dalam kontennya, Ryo biasanya berkolaborasi dengan beberapa personil RRQ seperti Kenboo dan Wizzking, hingga sesama vtuber dari agensi MAHA5 dan NIJISANJI.
Namun, saat ini RRQ Ryo tengah menjalani hiatus, atau bahkan bisa dikatakan sudah graduate.
Aktivitas terakhirnya ada di bulan Oktober 2022, dimana Ryo mengadakan livestream terakhirnya. Saat ini, akun YouTube RRQ Ryo sudah berubah menjadi akun PUBG RRQ.

Selain RRQ Ryo, vtuber tim esports lainnya yang punya nasib mirip adalah Aura Ryuna. Ryuna merupakan virtual talent serta maskot dari tim Aura Esports.
Ryuna kerap kali berkolaborasi dengan beberapa talent dan player Aura Esports seperti Fluffy, Yin, Jeixy, God1va, Eca, dan masih banyak lagi.
Meskipun merupakan virtual talent, sayangnya sulit sekali menemukan konten streaming Ryuna di jagat internet.
Bahkan kami kurang yakin apabila Ryuna bisa disebut vtuber atau tidak, meskipun avatar vtuber-nya sempat dibocorkan.
2. Vtuber yang masih eksis

Di sisi koin yang lain, ada ALTERLY, agensi vtuber yang didirikan oleh WHIM Management yang mengelola EVOS Esports.
ALTERLY dijalankan terpisah dengan EVOS, namun di awal pendiriannya agensi ini menikmati beberapa koneksi pada tim esports tersebut.
Vtuber pertama mereka, Rora Meeza, mengawali debutnya dengan kolaborasi bersama beberapa nama besar seperti Bangpen, Benny Moza, Ryzen, dan masih banyak lagi.
Di samping YouTube, Rora juga memanfaatkan platform streaming Nimo TV yang sering digunakan pro player dan talent esports.
Namun selepas itu, Rora dan ALTERLY mulai fokus sepenuhnya ke segmen vtuber. Kolaborasi mereka difokuskan pada vtuber lokal dari jalur indie hingga agensi besar.
Kemudian, ALTERLY mendebutkan beberapa vtuber baru seperti Milly Cotone, Leifa Nerine, Rhea Ageha, dan Rumi Naita.
Mereka kemudian didorong all-in ke dalam scene vtuber lokal dan menjauh dari scene esports.

Satu lagi nama esports lokal yang terjun ke dunia vtuber dan mungkin tidak kamu sangka adalah Alter Ego. Mereka memiliki dua vtuber yaitu Asamuri Mao dan Nayi Tenshi.
Sama seperti ALTERLY, Mao dan Tenshi juga pernah berkolaborasi dengan pro player Alter Ego, yaitu LeoMurphy.
Namun di luar itu, Mao dan Tenshi dibiarkan aktif untuk mengejar minat dan konten yang mereka sukai, serta tidak terikat dengan scene esports.
Mao dan Tenshi cukup dikenal di komunitas vtuber Indonesia, dan masih aktif hingga hari ini.
3. Meta vtuber dan esports yang terbukti paten

Jika melihat kondisinya saat ini, apakah vtuber dan esports tidak bisa saling terhubung? Jawabannya, bisa kok!
Sejak tren vtuber mulai ramai, vtuber sering sekali bermain game esports. Segmen ini sudah terbukti sangat populer karena mampu mengundang support dari industri esports.
Turnamen seperti VSaikyou dan Crazy Raccoon Cup membuktikan bahwa para vtuber bisa bermain game esports dan menunjukkan level kompetitif yang tinggi.
Untuk konten streaming rutin pun sama. Game seperti Apex Legends dan Valorant menjadi primadona bagi vtuber lokal, Jepang, dan luar negeri.
Hal ini juga berlaku untuk game esports yang populer di Indonesia, seperti Free Fire dan MLBB. Nggak percaya?
Kobo Kanaeru dan beberapa vtuber hololive Indonesia lain mampu mengundang ratusan ribu penonton lewat konten streaming Free Fire dan juga Mobile Legends.
4. Yang bisa dipelajari dari vtuber tim esports Indonesia

Dari sini kita bisa melihat beberapa pola menarik soal vtuber dari tim esports Indonesia. Rupanya, vtuber tim esports bisa punya kans untuk eksis lebih lama jika dibiarkan masuk ke dalam komunitasnya.
Vtuber dari ALTERLY dan Alter Ego dibiarkan untuk menciptakan konten sesuai konsep dan karakter mereka. Jikalau pun harus menggarap konten esports, itu pun tidak rutin.
Dengan strategi ini, vtuber dari tim esports tersebut memiliki cengkraman dan presence lebih kuat di dalam komunitas vtuber.
Mereka tidak hanya dilihat sebagai maskot atau mouthpiece dari tim esports yang menaungi mereka, namun sebagai talent yang bebas menentukan arah kontennya.
Tapi hal yang terpenting, adalah melihat perilaku penonton vtuber esports Indonesia. Fans vtuber tidak akan menonton vtuber tim esports karena fakta tersebut.
Kobo mabar MLBB bareng Clover di DG Takeover merupakan contoh yang tepat untuk mengenalkan vtuber kepada fanbase MLBB, sekaligus untuk mengenalkan esports kepada fanbase Kobo dan fanbase vtuber.
Nah, apakah kamu masih suka menonton konten dari para vtuber tim esports? Siapa vtuber favorit kamu?
Untuk lebih banyak informasi seputar esports, jangan lupa untuk follow akun Instagram GGWP.ID di @ggwp_esports!