Langkah PUBG Masuk Esport, 100 Pemain dalam Scene Kompetitif? Rusuh Guys!

Gamescom 2017 menjadi saksi turnamen pertama Player Unknown Battlegrounds (PUBG) dengan hadiah besar! Saat ini di Steam, PUBG masih menjadi nomor satu untuk game yang paling banyak dimainkan di atas Dota 2 dan CS:GO.
Pertanyaannya, apakah PUBG bisa masuk ke dalam esport scene? Dengan hadiah sebesar USD350 ribu (sekitar Rp4,6 milliar), Gamescom telah menjadi titik start PUBG di esport! Meskipun, turnamen ini masih bersifat undangan untuk pemain-pemain terbaik di PUBG.
Kehadiran PUBG menjadi game esport tercium oleh TSM. Pada bulan Mei 2017, organisasi esport besar dari Amerika Serikat ini merekrut dua streamer Youtube yaitu Colton “Viss” Visser dan Austin “Smak” Hagget untuk menjadi pemain PUBG esport. Keduanya adalah pemain senior Battle Royale yang merupakan mod Arma 3.
Peraturan untuk Kompetitif
Pada turnamen PUBG esport di Gamescom, suasana kompetisi cenderung membosankan. Ketika ada pemain lain berusaha untuk bermain lebih agresif dan melakukan kill, tetapi banyak pemain yang malah memilih bermain aman dengan bersembunyi.

Salah satunya adalah pemenang turnamen Kyo-min “EVERMORE” Koo yang merupakan mantan pemain Overwatch.
Ia cenderung menghindari konflik, dan menembak hanya jika diperlukan. Hal ini cukup untuk memenangi sebuah match, karena sistem dalam PUBG mengijinkan seseorang menjadi pemenang bahkan tanpa ia melakukan kill!

Peraturan untuk sudut pandang pemain saja sampai saat ini masih menjadi perdebatan di antara pemain top PUBG, yaitu first atau third person dalam scene kompetitif.
Oleh karena itu, pihak Bluehole selaku pengembang dan ESL perlu membuat peraturan-peraturan untuk membawa PUBG esport bisa masuk ke dalam kancah kompetisi yang terasa menegangkan dan tidak membosankan!
PR Selanjutnya: Production Value
PUBG dengan 100 pemain dalam sebuah pertandingan tentu menjadi PR yang sangat besar bagi yang menyiarkan. Bahkan untuk game CS:GO yang hanya berjumlah sepuluh pemain pun masih terjadi kesulitan untuk bisa menampilkan momen puncak.

Contohnya terjadi dalam turnamen Gamescom PUBG Invitational, pihak pelaku penyelenggara produksi tayangan mengalami kesulitan ketika di satu sisi sedang menayangkan dua pemain bertarung, tapi di dua sisi lainnya juga terdapat keributan.
Opini dari salah satu pengembang PUBG, Greene, mengatakan, “Bagaimana jika PUBG dijadikan mirip seperti Hunger Games? Detik pertama akan terjadi peperangan besar, kemudian secara sporadis memisahkan diri, dan memulai misi untuk melenyapkan musuh satu persatu.”
Mungkin dengan cara tersebut akan membuat tayangan PUBG menjadi tontonan menarik. Pertarungan di awal yang sangat masif, dan kemudian permainan berubah menjadi stealth action untuk melenyapkan satu persatu musuh!

PUBG saat ini masih dalam tahap pengembangan untuk menjadikan game ini masuk kedalam scene esport yang seru untuk dimainkan secara kompetitif dan ditonton! Bagaimana menurutmu, bisakah PUBG masuk sebagai divisi esport yang stabil?
Sumber: Redbull Esport dan Esport-pro
Diedit oleh Audi E. Prasetyo