Di masa lalu, para atlet esports dalam satu tim tinggal di asrama kecil dimana sehari-hari mereka selalu bermain game untuk latihan.
Kini, tim-tim esports besar mulai menyadari pentingnya elemen fisik dalam bisnis esports. Para atlet pun kini mendapatkan banyak fasilitas untuk menunjang aktivitas mereka.
Riset dari Nikkei menunjukkan bahwa rata-rata usia pensiun atlet esports adalah 25 tahun, dengan rentang waktu karir sepanjang 4-5 tahun.
Faktor yang menyebabkan pensiunnya atlet esports adalah burnout (lelah mental) dan berkurangnya kecepatan refleks tubuh.
Malahan, penelitian dari German Sports University yang memonitor detak jantung serta perubahan hormon tubuh para atlet esports menemukan bahwa mereka juga mendapatkan beban fisik yang sama dengan atlet olahraga pada umumnya.
Sayangnya, banyak atlet esports yang gak menyadari perubahan tersebut dalam tubuh mereka.
Itulah salah satu alasan penting kenapa latihan fisik dibutuhkan para atlet esports. Latihan fisik bisa meningkatkan kebugaran fisik dan mental, serta menjaga kesehatan dan stamina.
Esports adalah olahraga yang banyak didominasi posisi duduk, sementara berkurangnya aktivitas fisik bisa berujung pada banyak jenis penyakit.
Karena itulah, beberapa tim esports besar merekrut pelatih fisik, terapis, hingga psikolog olahraga untuk menjaga kesehatan atlet mereka.
Beberapa tim juga memiliki ahli nutrisi serta juru masak yang menyiapkan menu makanan yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi setiap pemain.
Para atlet esports juga bekerja sama dengan akademisi untuk meningkatkan performa dan refleks mereka.
Hal ini dilakukan lewat serangkaian latihan khusus yang menstimulasi otak mereka. Aspek seperti attention span, memori, dan kecepatan reaksi digembleng dengan latihan-latihan tersebut.