Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Strategi Level 1 Roshan, Masih Mungkinkah Dilakukan di Patch 7.00?

Dota 2 memang unik! Dari berbagai strategi profesional sampai yang gila kerap mewarnai pertandingan resmi! Salah satunya adalah strategi level 1 Roshan yang sempat populer beberapa tahun ke belakang. Apakah masih mungkin di lakukan saat ini?

Roshan adalah monster ciri khas game Dota 2. Ia termasuk kedalam kategori NPC seperti Creep. Uniknya, ia menjadi satu-satunya Creep yang respawn begitu para pemain memasuki permainan.

Dalam Dota 2, Roshan juga dikategorikan sebagai salah satu objektif yang bisa dipertimbangkan sebagai langkah untuk memenangkan permainan. Karena dengan membunuhnya, akan memberikan tambahan gold yang cukup banyak.

Namun salah satu tujuan utama untuk mengincar Roshan adalah item yang akan diberikannya saat ia mati, yaitu Aegis of Immortal! Item ini dapat menjadikan pemegangnya bisa hidup kembali setelah mereka mati pertama kalinya.

Sumber: youtube

Sayangnya, membunuhnya tidak semudah itu. Ia dibekali skill yang kuat layaknya sebuah hero dan juga kekuatannya bertambah seiring waktu. Tidak jarang, mencapai late game sekalipun para hero masih kesulitan untuk membunuh Roshan!

Melihat imbalan yang menggiurkan dengan membunuh Roshan, tidak heran banyak pemain yang mencoba mengincarnya sejak menit awal-awal permainan, bahkan saat permainan baru dimulai dan para hero masih level 1!

Strategi level 1 Roshan ini sudah populer sejak era Dota 1. Strategi ini juga sebenarnya cukup populer di pub game beberapa tahun lalu. Tapi, orang-orang baru mengakui manfaat strategi ini saat tim besar seperti Alliance mempraktekkannya dalam turnamen resmi!

https://www.youtube.com/watch?v=zeV_uhbybUU

Sejak saat itu, strategi level 1 Roshan sangat populer digunakan sampai pada turnamen sekalas The International 4 pada tahun 2014! Popularitasnya yang dianggap sangat tidak sehat membuat Valve memberikan nerf pada strategi ini.

Salah satu nerf parah yang diberikan adalah pengurangan jumlah EXP yang diberikan saat para hero membunuhnya pada level 1. Sebelumnya pada patch 6.80-an, beberapa hero bisa langsung mencapai level 2 saat mereka berhasil membunuhnya!

Lambat laun, strategi level 1 Roshan banyak ditinggalkan karena dinilai risiko yang diberikan tidak sebanding dengan reward yang didapatkan. Namun strategi ini tetap menjadi salah satu strategi yang masuk dalam buku sejarah Dota 2.

Pertanyaan pentingnya, apakah strategi ini masih dapat dilakukan saat ini, setelah bertahun-tahun sejak strategi ini populer? Seperti yang kita tahu kehadiran patch 7.00 membawa cukup banyak perubahan terhadap Dota 2.

Pertama yang harus dipelajari dari strategi ini adalah kehadiran hero kunci yaitu Ursa yang dianggap paling mudah untuk membunuhnya di level 1 berbekal hanya skill Fury Swipe. Kemudian Ursa akan ditemani oleh hero pelengkap lain untuk mendukungnya.

Sebut saja seperti Vampiric Aura milik Wraith King, Curse of Avernus milik Abbadon, atau Voodoo Restoration milik Witch Doctor. Berbagai kombinasi bisa dilakukan dengan Ursa sebagai hero utama yang memberikan damage pada monster raksasa tersebut!

Ursa vs. Roshan. Sumber: imgur

Nampaknya sampai dengan patch 7.01, strategi level 1 Roshan masih dapat dilakukan. Kembali dengan mengandalkan Ursa berbagai hero kunci, beberapa hero baru bahkan bisa membantu Ursa seperti Io atau Templar Assassin.

Bahkan salah satu channel youtube memberikan 10 line up yang bisa mengeksekusi level 1 Roshan! Namun berdasarkan pendapatnya, kombinasi antara Ursa dan Ogre Magi menjadi line up tercepat dan efektif untuk melaksanakan strategi ini.

Sayangnya, memang strategi ini tetap belum bisa menembus turnamen resmi karena risiko yang diberikannya lebih besar dibandingkan imbalannya. Belum lagi posisinya di patch ini cukup netral membuatnya semakin berisiko untuk dilakukan!

Bagaimana guys, apakah kamu pernah mencoba atau tertarik menggunakan strategi ini? Coba share pengalaman kalian saat mencoba strategi ini ya!

Diedit oleh Audi E. Prasetyo

Share
Topics
Editorial Team
Audi Eka Prasetyo
EditorAudi Eka Prasetyo
Follow Us