Muerta Dota 2: Lore, Penjelasan Skill dan Gameplay!

Akhirnya patch 7.32e Dota 2 sudah hadir dan dapat dimainkan oleh pemain di seluruh Dunia. Update kali ini terbilang cukup spesial karena menghadirkan hero Dota 2 baru, yaitu Muerta. Yuk, kita bahas mengenai info lore, penjelasan skill, dan gameplay-nya!
Setelah kurang lebih 1 tahun, Dota 2 akhirnya kedatangan hero baru lagi di bulan Maret 2023. Hero bernama Muerta ini menjadi hero ke-124 di game MOBA PC besutan Valve tersebut.
Berdasarkan data Liquipedia, terakhir kali Dota 2 menghadirkan hero baru pada bulan Februari 2022. Kala itu, mereka merilis Primal Beast yang cocok digunakan sebagai inisiator dalam pertandingan.
Sedangkan, hero terbaru mereka kali ini, Muerta, merupakan seorang Carry yang punya peak power di late game. Sesuai pemberitaan awal hero baru Dota 2 ini akan hadir di dalam game bersamaan dengan patch update pasca Lima Major.
Lalu seperti apa lore, skill dan gameplay yang cocok untuk Muerta? Yuk, simak!
Lore Muerta Dota
Hero ini dikaitkan dengan Lady of Holy Death yang juga disebut Santa Muerte, yang merupakan personifikasi kematian dalam cerita rakyat Meksiko.
Dia sering digambarkan sebagai sosok kerangka dalam jubah, sering memegang satu atau dua benda. Pengumuman kehadiran Muerta di Dota 2 juga dirilis bertepatan dengan “Day of the Dead”, yang merupakan hari libur yang dirayakan oleh orang-orang keturunan Meksiko.
Dalam trailer Muerta digambarkan sebagai hero Dota 2 yang berjalan melalui tanah seperti kuburan. Ke mana pun Muerta melangkah, lilin menyala dan pada akhirnya, dia mengeluarkan pistol dan berubah menjadi bentuk yang bersinar.
Wajahnya menonjolkan seni calavera yang merupakan seni tengkorak yang sangat mencolok. Trailer tersebut juga menyerupai ritual pada “Day of the Dead” di mana orang yang hidup menyalakan lilin di jalan sehingga kerabat mereka yang meninggal dapat menemukan jalan pulang.
Dalam trailernya, Muerta berkata: “Saya telah menderita kekejaman orang hidup dan mengikuti jejak orang terkutuk. Di kedua sisi tabir roh, mereka membisikkan nama saya. Dan takut pada saya lebih dari kematian.”