Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Shock! Dendi Dibantai Bot di The International 2017! Kok Bisa?

Buat kamu pecinta Dota 2, mustahil bila kamu tidak mengenal Dendi. Pemain dari Na’vi ini dikenal karena permainannya yang cantik sebagai pemain mid. Namun kabar mengejutkan datang dari arena The International 2017: Dendi dibantai bot!

Pertandingan antara Bot dan Danil “Dendi” Ishutin ini berlangsung pada masa jeda pertandingan di The International 2017. Di tengah acara, Valve memperkenalkan sebuah bot yang memiliki kemampuan baru untuk belajar layaknya manusia, kemudian menantang Dendi untuk bertanding melawannya.

"Stop Mem-bully-ku!"

Dalam pertandingan 1 vs 1 tersebut, Dendi dan bot tersebut sama-sama menggunakan Shadow Fiend (SF). Bagi Dendi, ini seharusnya merupakan sebuah anugerah. Selain pudge, Dendi dikenal pula karena permainan SF-nya yang mengerikan!

Namun kenyataannya tak demikian. Sejak awal, sang bot tampak mendominasi pertandingan. Dengan cekatan bot tersebut melakukan deny atas creep-nya sendiri. Bot ini bahkan tahu saat Dendi menggunakan item healing dan berusaha mencegah hal tersebut dengan meng-hit Dendi.

Bot tersebut terus mem-bully Dendi sampai-sampai ia berteriak, “Ini terlalu kuat!” dan “Tolong berhentilah mem-bully-ku!.” Dendi pun kalah telak di dua pertandingan. Apakah ini berarti kemampuan Dendi sudah jauh berkurang, khususnya setelah Na’vi gagal masuk ke The International? Jawabannya, tidak! Karena sebelum Dendi, ternyata bot ini sudah berhasil mengalahkan SumaiL dan Arteezy!

Canggihnya Bot Baru Dota 2

Sumber: Natus Vincere

Di balik ini semua, terdapat penjelasan mengerikan tentang bagaimana bot ini bekerja. Pertandingan Dota 2 1 vs 1 bukanlah sebuah hal yang mudah. Antara Dendi, SumaiL, dan Arteezy tentu memiliki gaya main yang berbeda-beda. Selama ini, bot Dota 2 tidak mampiu mengalahkan mereka karena biasanya bot bermain berdasarkan pola yang sudah diatur sebelumnya.

Namun tidak demikian dengan bot baru Dota 2. Bot ini memiliki kemampuan mengerikan untuk BELAJAR! Ya, dia mampu berpikir layaknya manusia. Dalam pertandingan, sekilas kita akan melihat bagaimana bot ini mempelajari gaya bermain Dendi dengan melakukan beberapa percobaan dan mengetes reaksi Dendi saat menghadapinya, sebelum akhirnya menghajar telak Dendi!

Bot ini dikembangkan oleh sebuah organisasi non-profit bernama OpenAI. Organisasi ini sendiri dikenal karena dipimpin oleh orang-orang hebat di dunia startup teknologi, termasuk Elon Musk, pemilik Tesla dan SpaceX yang punya misi meluncurkan manusia ke Mars.

Meski terlihat ngeri, ternyata ini baru awal dari pengembangan bot Dota 2. Ke depannya, bot ini diharapkan dapat mengalahkan pemain profesional dalam pertandingan 5 vs 5. Makin mengerikan bukan?

Inikah Akhir Esport

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat berkaca pada sejarah. Ternyata, bukan kali ini saja sebuah bot bisa mengalahkan manusia dalam pertandingan digital 1 vs 1.

Sekitar 20 tahun lalu, seorang pemain catur bernama Garry Kasparov merasakan pahitnya bertanding melawan superkomputer. Kasparov sendiri saat itu merupakan World Champion of Chess dan bisa dibilang merupakan salah satu pemain terbaik pada masanya.

Untuk menguji kemampuan superkomputer baru IBM, Kasparov diminta untuk bertanding catur melawan IBM Deep Blue, nama superkomputer tersebut. Hasilnya sangat mengejutkan, Kasparov kalah telak!

Kondisi saat itu juga tak berbeda dengan saat ini. Karena kemenangan komputer, mulai banyak orang memperkirakan bahwa catur akan menjadi permainan yang ditinggalkan karena membosankan. Komputer sudah pasti bisa memenangkan setiap pertandingan!

Namun apa yang terjadi, ternyata catur tetap bertahan! Ungkapan seorang Grandmaster cabut Maurice Ashley mungkin bagus untuk menggambarkan fenomena ini: “Mobil bisa bergerak lebih cepat dari manusia, namun manusia tetap senang melihat sesama manusia adu lari,” ungkapnya.

“Saya rasa orang lebih senang melihat pertandingan manusia lawan manusia. Penyebabnya jutru karena manusia tidak sempurna – yang menarik bukanlah melihat kemenangan yang sempurna, melainkan saat melihat seseorang berhasil bangkit dari kekalahan dan kesalahan yang dibuatnya selama pertandingan,” tutupnya.

Ya, dapat disimpulkan, yang membuat menarik dari sebuah pertandingan olahraga adalah comeback-nya! Di sana kita bisa melihat bagaimana seseorang yang dalam kondisi terpuruk bisa bangkit kembali menang. Ini membuat perasaan takut, tegang, dan harapan bergejolak di saat bersamaan, yang akhirnya membuat kita senang!

Bagaimana menurut kamu, dengan kemenangan bot ini, mampukah esport bertahan?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Acep Rahmat Kosim
Audi Eka Prasetyo
3+
Acep Rahmat Kosim
EditorAcep Rahmat Kosim
Follow Us