[Opini] Jaminan Tim Membayar Gaji Pemain Harus Diperhatikan di Liga Esports Nasional

Dugaan pro player esports tidak menerima haknya kembali mencuat. Adalah Bro Pasta yang menjadi whistle blower melalui unggahan di insta story miliknya.
Hak dari pemain yang belum diterima langsung mendapat tanggapan dan disebutkan akan diselesaikan dalam kurun waktu seminggu ke depan.
Melihat hal tersebut, penulis kembali teringat dengan beberapa kejadian sebelumnya dimana pemain tidak menerima hak mereka yaitu gaji.

Kejadian pemain tidak menerima haknya belakangan sebenarnya bisa dikatakan hampir tidak ada lagi. Berpikir positif, manajemen dari tiap-tiap tim esports sudah berhasil menjalankan tugasnya dengan memenuhi hak pemain seperti tertera dalam kontrak.
Walau ada sedikit pemikiran juga, bahwa pemain yang tidak menerima haknya cenderung memilih untuk diam dan tidak mem-blow up ke publik.
Penulis dalam artikel ini tidak mempermasalahkan perihal pemain yang cenderung memilih untuk diam, karena itu adalah pilihan individu, melainkan melihat masih adanya tim esports yang masih bermasalah khususnya dalam pemenuhan hak pemain.

Bagaimana nantinya tim-tim yang akan ikut ke Liga Esports Nasional yang berawal dari tim komunitas? Apakah akan bisa dijamin untuk bisa melaksanakan kewajiban manajemen, khususnya pemenuhan hak pemain atau gaji?
Harus dipahami, sebuah tim yang profesional bukan hanya berdasarkan status raihan juara maupun turnamen major yang diikuti. Kata profesional juga harus mewakili kesanggupan tim atau organisasi esports untuk menjalankan manajemen.
Profesional bukan hanya berarti ditangani oleh orang-orang yang sudah ahli. Menurut penulis, kata profesional juga menggambarkan suatu wilayah atau aktivitas yang dijadikan sebagai profesi.

Ambil contoh kata pemain profesional. Artinya orang tersebut bisa menjadikan kegiatan yang dilakukan sebagai profesi, yang pastinya menuntut tanggung jawab serta mendapatkan hak.
Pertimbangan menjadi profesional salah satunya adalah bisa menggantungkan hidup dari apa yang dikerjakan.
Dalam kaitannya dengan pemain esports profesional, maka orang tersebut bisa menggantungkan hidup dari kegiatan atau pertandingan esports. Masalah akan muncul ketika pemain sudah menjalankan kewajibannya, tetapi tidak mendapatkan haknya.

Ketika pemain tidak mendapatkan haknya, spesifik yaitu gaji, maka kehidupan dari pemain tersebut tentu akan terganggu.
Untuk itu, menurut penulis, sudah sewajarnya sebuah liga yang panjang seperti rencana liga Esports Nasional harus mengikat tim-tim peserta di dalamnya untuk memberi jaminan kelangsungan manajemen dan tentunya jaminan pemain atau atlet profesional yang bertanding akan menerima haknya selama menjalani liga tersebut.
Jangan sampai ada kejadian pemain tidak menerima gaji selama menjalani liga yang berdurasi panjang, seperti Liga Esports Nasional.
Memang salah satu tujuan Liga Esports Nasional adalah untuk misi jangka panjang sebagai bagian dari pembinaan strategis PBESI dalam terus meningkatkan kompetensi pelatih serta atlet nasional berkompetensi dunia.
Tetapi dengan sebagai liga dengan durasi panjang, adanya jaminan kesanggupan dari manajemen tim untuk memenuhi semua kewajiban, khususnya gaji pemain, tentu jalannya liga akan maksimal dan setiap pemain bisa memberikan performa terbaik.