ONIC Esports di MPL ID Season 10. Foto: GGWP.ID
Kesadaran mengenai pentingnya kesehatan fisik atlet esports sebenarnya sudah menjadi perhatian beberapa organisasi esports sejak lama dengan mewajibkan pemainnya berolahraga.
Namun berdasarkan pemantauan penulis, urgensi latihan fisik ini baru diseriusi oleh tim-tim yang terbilang besar. Itu sebabnya, faktor ini butuh pantauan dan bantuan semua pihak.
Dari pihak organisasi esports misalnya, merekrut pelatih fisik yang khusus melatih kebugaran player bisa disadari sebagai langkah awal sekaligus investasi jangka panjang.
Sementara itu pihak penyelenggara turnamen, apalagi yang sudah berstatus franchise league, dapat membuat aturan yang mendukung gerakan menyehatkan ini.
Misalnya, aturan yang mewajibkan tim esports untuk memiliki tak hanya pelatih in-game namun juga pelatih fisik, jika ingin bisa bertanding di kejuaraan mereka.
“Lalu kenapa harus punya pelatih fisik? Kan sudah diwajibkan untuk olahraga,” Jawabannya adalah untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Masih ingat hubungan fisik dan mental, kan?
Dengan meng-hire pelatih fisik, organisasi esports dapat menjaga kesehatan fisik dan mental pemain mereka sekaligus. Kalau kata pepatah, sekali mendayung, dua pulau terlampaui.
Pelatih fisik professional memiliki pengetahuan untuk menyesuaikan latihan berdasarkan karakteristik tubuh, usia, keadaan fisik, dan masalah kesehatan dari tiap individu.
Kita sudah melihat beberapa pemain esports lokal maupun internasional yang mengaku mengalami gangguan kesehatan akibat pola hidup mereka selama menjadi pro player.
Tak sedikit dari mereka yang harus berhenti alias pensiun di usia muda. Padahal hal itu bisa dicegah dengan mengimbagi pola latihan dengan kegiatan fisik yang terpantau oleh pelatih.
Kembali ke manfaat pelatih fisik di tim esports, faktor kesehatan mental atlet esports yang berkaitan erat dengan kesehatan fisik mereka juga tidak boleh dipandang sebelah mata.
Seiring perkembangannya, dunia esports akan semakin kompetitif dan penuh tekanan. Tak hanya di dalam pertandingan, tekanan juga bisa berasal dari out-game.
Ditambah lagi kini, esports telah merambah ke dunia entertainment, di mana para pro player telah sekaligus menjadi influencer dan idola bagi banyak orang.
Keterkenalan mereka bagaikan pisau bermata dua yang di satu sisi membuat mereka rentan dari paparan ujaran kebencian dan lain-lain, yang bisa mempengaruhi mental.
Baru-baru ini, dua pemain ONIC Esports yaitu Kiboy dan CW mengaku tim mereka sudah memiliki pelatih fisik sejak lama, yang mewajibkan mereka latihan fisik dua minggu sekali.
Di samping itu, ONIC juga berinvestasi dengan mendatangkan psikolog yang secara khusus melatih mental para pemain di tim Landak. Lalu bagaimana performa ONIC musim ini?
Meski penulis tidak memiliki bukti secara langsung hubungan pelatih fisik dan mental yang dimiliki ONIC Esports, tim ini nyatanya selalu menampilkan performa yang konsisten.
Di MPL ID musim ini, ONIC Esports performa konsisten dan kedisiplinan ONIC juga diakui para analis serta key opinion leader (KOL) di pro scene Mobile Legends.
Yakin cuma kebetulan? Ikuti terus informasi terbaru dan terudpate seputar game, esports, dan pop culture di GGWP.ID, ya!