Gasak DRX, OpTic Gaming Melaju ke Final Upper Bracket VCT Masters Copenhagen

Penampilan apik OpTic Gaming di VCT Masters Copenhagen masih terus berlanjut. Kini OpTic Gaming berhasil mengamankan satu tempat di babak final upper bracket VCT Masters Copenhagen usai berhasil menggasak juara Korea Selatan, DRX.
Walau dengan susah payah, OpTic Gaming akhirnya berhasil mengakhiri pertandingan dengan skor 2-1 untuk pergi ke final upper bracket VCT Masters Copenhagen.
Fracture yang menjadi andalan dari OpTic Gaming menjadi panggung untuk game pertama. Penggemar tentunya berharap kalau OpTic Gaming bisa bermain dominan seperti biasanya di map ini.
Namun DRX mengatakan “hold my soju” dan mematahkan ekspektasi penggemar di Fracture. Zest dan kawan-kawan tampil beringas dan membuat OpTic Gaming tak berkutik di paruh pertama.
Mereka berhasil memenangi sepuluh ronde beruntun di paruh pertama ini. Akan tetapi, mereka tak bisa mengakhiri paruh pertama dengan skor sempurna 12-0 setelah OpTic Gaming memenangi ronde ke-11.
Walau begitu, DRX bisa memenangi ronde ke-12 untuk membuat skor menjadi 11-1 di akhir paruh pertama.
Dan keajaiban tak terjadi di map ini. DRX mampu untuk mengakhiri perlawanan OpTic Gaming meski lawan mereka itu mampu memenangi tiga ronde. skor 13-4 menjadi skor akhir map kali ini.
Sang kapten, Zest menjadi pemain terbaik DRX di sini. Ia berhasil mencetak 19 kill dengan ACS sebesar 280 poin. Ia juga mencetak rasio KDA yang spektakuler, yaitu 3,8.
Sudah dipermalukan di map sebelumnya, OpTic Gaming malah berapi-api di map kedua, Breeze pilihan DRX.
Mereka balik mempermalukan DRX di map pilihan mereka itu. OpTic Gaming mampu memenangi sembilan ronde beruntun untuk mengambil keunggulan 9-0.
DRX memang bisa memenangi dua ronde setelah itu, namun OpTic bisa mencegah skor akhir menjadi skor beken 9-3 setelah memenangi ronde pemungkas dan menjadikan 10-2 sebagai skor akhir paruh pertama.
Ending dari Breeze ini mirip seperti dengan Fracture. Walau OpTic Gaming terpaksa membiarkan DRX mencapai empat angka, mereka tak membiarkan sang seteru menambah poin dan berhasil memenangi map ini dengan skor identik, 13-4.
“El Diablo” Yay menjadi pemain terbaik di map kali ini. Menggunakan Chamber, ia berhasil mencetak 22 kill dengan perolehan ACS sebesar 336 poin. Ia juga mencetak rasio KDA yang tak masuk akal, yaitu 3,1.
Bind yang menjadi default pick menjadi Arena pertempuran penentuan. Walaupun ini adalah map yang terpilih secara default melalui hasil pick and ban, ini adalah map andalan lainnya bagi OpTic Gaming selain Fracture.
Dan tentu saja, OpTic Gaming bermain dengan sangat baik di paruh pertama. Walau tak sampai menggiling habis seperti di map sebelumnya, OpTic Gaming berhasil mengakhiri paruh pertama dengan keunggulan meyakinkan, 8-4.
OpTic Gaming terlihat akan segera mengakhiri permainan setelah mereka berhasil mengamankan skor 10-4.
Tetapi, DRX tak membiarkan hal tersebut. Mereka sukses memenangi enam ronde secara beruntun untuk menyamakan kedudukan menjadi sama kuat, 10-10.
Walau ekonomi mereka sedang hancur, OpTic Gaming berhasil mendapatkan thrifty di ronde ke-21 untuk mengubah skor menjadi 11-10.
DRX lagi-lagi menunjukkan kegigihan mereka. Mereka bisa menyamakan kedudukan dan kembali menghancurkan ekonomi milik OpTic Gaming menjelang ronde ke-23.
Meskipun dengan senjata pas-pasan, OpTic Gaming masih mampu memenangi ronde ke-23 dan mengamankan match point. Tiga kill pembuka cantik dari Yay yang menggunakan Tour de Force menjadi pembeda di ronde ini.
Tiga kill ini memungkinkan pemain-pemain OpTic Gaming memungut senjata milik DRX, termasuk Operator yang dipungut oleh Marved. Marved akhirnya menjadi penentu kemenangan ronde setelah ia berhasil menghabisi dua pemain DRX yang tersisa.
OpTic Gaming akhirnya memenangi pertandingan dengan skor 13-11 setelah mereka berhasil menjalankan strategi post plant mereka dengan baik.
Yay lagi-lagi menjadi MVP. 24 kill dengan perolehan ACS sebesar 287 poin sudah cukup baginya untuk kembali mendapatkan kembali gelar sebagai pemain terbaik di map ini.
Dengan kemenangan ini, OpTic Gaming akan menghadapi Paper Rex untuk memperebutkan tiket grand final di babak final upper bracket.
Sementara bagi DRX mereka harus berjuang di lower bracket dan akan menghadapi FPX di sana.
Akankah kedua tim bertemu lagi di turnamen ini? Menarik untuk dilihat hasilnya!