Pandangan Guru Soal Esports: Bantu Murid Kembangkan Bakat!

Benarkah esports masih dianggap sebuah hal yang sia-sia? Belakangan ini, pandangan guru soal esports mulai berubah ke arah positif.
Jika diarahkan dengan benar, maka esports tidak akan menghambat perkembangan akademik murid. Justru, esports bisa menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan mereka!
Seperti apa esports jika dilihat dari sudut pandang guru? Bersama RRQ Mabar, mari kita mencari tahu jawabannya.
Pandangan guru soal esports
1. Mengembangkan karakter murid

Rhizal Aldiyan, seorang guru Geografi dan Pembina Esports di SMA Negeri 1 Cicalengka, menyoroti bagaimana esports dapat berkontribusi pada pembangunan karakter siswa.
Menurutnya, melalui esports, siswa belajar bekerja sama dengan tim, berpikir cepat, dan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi tertentu.
Pengalaman ini, yang diperoleh baik dalam latihan maupun pertandingan, memperkuat kemampuan siswa untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Rhizal juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengatur dan mengawasi waktu bermain anak-anak agar tidak mengganggu kehidupan sosial dan akademis mereka.
Dengan dukungan yang tepat dari sekolah dan orang tua, siswa dapat berkembang tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam keterampilan hidup lainnya melalui esports.
2. Meningkatkan motorik dan koordinasi
Luis Tandiono, Guru Informatika dan Koordinator Event di SMA Swasta Dr. Wahidin Sudirohusodo, Medan, menggarisbawahi bagaimana esports bisa membantu dalam pengembangan keterampilan motorik dan koordinasi siswa.
Bermain game melibatkan kontrol motorik yang kompleks serta respons cepat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan koordinasi tangan-mata.
Dengan pengawasan yang tepat, esports bisa menjadi alat yang efektif dalam pengembangan keterampilan motorik anak, asalkan diimbangi dengan aktivitas lain yang mendukung keseimbangan.
Luis juga berbicara tentang pentingnya komunikasi terbuka antara orang tua dan sekolah. Orang tua perlu menetapkan batasan waktu bermain dan memastikan bahwa anak-anak mengembangkan kebiasaan yang sehat dalam menggunakan teknologi.
Di sisi lain, sekolah bertugas memberikan pendidikan yang mencakup etika digital, keamanan online, dan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab, sehingga anak-anak bisa mendapatkan manfaat maksimal dari esports.
3. Menggugah IQ dan EQ

Ikhsan Maulana Putra Prasetyo, Guru Sejarah dan Pembina Esports di SMA Krister Harapan, Denpasar, menyoroti berbagai keterampilan yang dapat dikembangkan melalui esports.
Ia menyebutkan bahwa esports dapat meningkatkan keterampilan kognitif seperti pemecahan masalah dan pemahaman spasial, serta keterampilan sosial melalui kerja sama tim dan komunikasi yang efektif.
Selain itu, banyak game juga mendorong kreativitas dan imajinasi, serta membantu pemain dalam mengelola emosi mereka dengan cara yang positif.
Ikhsan juga menjelaskan bahwa sekolah bisa mengadopsi program esports yang diawasi dengan baik, seperti yang ditawarkan oleh RRQ Mabar.
Program ini tidak hanya menyediakan platform kompetisi bagi siswa dalam lingkungan yang terkontrol, tetapi juga mengembangkan keterampilan penting seperti strategi dan manajemen waktu.
Kolaborasi aktif antara orang tua dan sekolah sangat penting untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan ini dengan cara yang positif.
4. Peran orang tua dalam esports
Ketiga guru tersebut sepakat bahwa kolaborasi antara orang tua dan sekolah adalah kunci untuk memaksimalkan manfaat esports.
Orang tua bertanggung jawab untuk menetapkan batasan yang jelas dan mengawasi aktivitas anak-anak mereka, sementara sekolah dapat menyediakan program dan bimbingan yang terstruktur.
Dengan kerja sama yang baik, esports dapat menjadi alat yang efektif untuk memperluas pengalaman belajar, meningkatkan keterampilan siswa, serta mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang teknologi dan strategi yang relevan dalam dunia digital saat ini.
Esports juga dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk meningkatkan prestasi akademik dan sosial siswa.
Selain itu, sekolah dapat membantu siswa yang tertarik dengan esports untuk memahami potensi karier di industri ini, baik sebagai pemain, pelatih, atau dalam aspek manajemen dan produksi.