Penghasilan Joki Game Online Ternyata Besar!

Joki game bukanlah sebuah fenomena baru. Seberapa menggiurkan kah pekerjaan ini? Berapa pendapatan yang bisa didapatkan joki setiap bulan? Apakah etis? Simak laporan kami di sini!
Oh iya, kamu suka Dota 2? Ikutan yuk, gathering Dota 2 dan final Kaskus Battleground di Game Prime Asia 2017, Balai Kartini, Jakarta 29-30 Juli 2017! Untuk info dan pendaftaran, kamu bisa masuk ke sini!
1. Berkembang Pesat

Sejak tahun 2000-an awal, saat game MMORPG seperti Ragnarok Online berjaya, joki-joki seperti ini sudah ada. Mereka membantu meningkatkan level untuk pemain yang tak punya banyak waktu luang untuk memainkan game-nya tapi tetap ingin level tinggi dengan berbagai alasan. Belakangan, seiring dengan berkembangnya esport di Indonesia, joki game online semakin menjamur.
Namun, sisi etika perjokian juga dipertanyakan, khususnya pada game kompetitif seperti Dota 2, LOL, Mobile Arena, dan Mobile Legends, di mana ranking juga mempengaruhi jalannya pertandingan.
Perjokian pada game-game tersebut di atas kini sudah merebak dan dilakukan secara terbuka, khususnya di group-group media sosial, termasuk Facebook. Tarifnya berbeda-beda, namun dilihat dari banyaknya peminat, dapat dikatakan tarif joki ini terjangkau. Pembayaran bisa dilakukan dengan transfer rekening atau pulsa.
2. Cara Kerja Joki

Pekerjaan yang dilakukan joki ini juga cepat, bahkan banyak yang menjamin pekerjaannya di bawah 24 jam. Apa sebab? Ternyata selain karena skill individu mereka tinggi, banyak di antara para joki yang bekerja berkelompok.
Dengan bermain kelompok, mereka bisa memastikan bahwa karakter mereka dapat menang mudah. Ini berlaku khususnya untuk game yang tidak memisahkan ranking antara solo dan group rank, seperti game-game mobile MOBA. Untuk yang tidak memiliki ranking terpisah antara solo dan group rank, tarifnya biasa lebih mahal.
Kelompok-kelompok ini (dikenal pula dengan istilah shop) terbentuk dengan sendirinya, biasanya dimulai oleh seseorang yang pintar mencari order joki. Order tersebut kemudian disebar ke teman-temannya yang lain dan dikerjakan bersama-sama.
Beberapa shop sudah menjalankan sistem yang rapi. Misalnya pembayaran dilakukan satu bulan sekali layaknya gajian. Jumlah komisi dihitung dari jumlah order yang berhasil diselesaikan. Orang yang memimpin shop itu kemudian mengambil bagian sebagai keuntungan, yang juga akan ia gunakan untuk mempromosikan shop miliknya itu.
Salah satu pemilik shop ini adalah Prayudha. Ia sudah lama menjalani bisnis ini sebagai sampingan. Sekitar sembilan bulan lalu, ia memutuskan untuk serius menjalankannya. Modelnya, ia mencari order kemudian memberikannya kepada rekan-rekannya.
Prayudha juga memiliki guild sendiri dibeberapa game. Di Mobile Legends misalnya, ia memiliki guild bernama [RUINS]. Order yang ia dapatkan biasanya disebarkan juga ke rekan-rekan satu guildnya.
Selain shop, tak sedikit pula yang beroperasi sendirian. Mereka biasanya menjadi joki sebagai pekerjaan sampingan sambil mengerjakan pekerjaan lain, khususnya kuliah atau kerja.
Jadi berapa penghasilannya? Yuk simak di halaman kedua!
3. Penghasilan Sampingan yang Besar

Ditanya soal penghasilan, ternyata semua joki mengaku memiliki penghasilan yang lumayan! Beberapa mengaku memiliki pendapatan di atas 4 juta rupiah dalam satu bulan, khususnya mereka yang meluangkan banyak waktu untuk mengerjakannya.
Prayudha sendiri mengaku bahwa omsetnya dalam sebulan mencapai Rp10.000.000. Ia mengambil keuntungan sekitar 50%-nya, yang kemudian ia gunakan juga untuk mempromosikan jasa joki lewat boost di Facebook.
Bagaimana dengan pemainnya? Ternyata juga tak kalah besar! Salah satu joki, Muhammad Rheza, mengaku ia pernah mendapatkan pemasukan Rp5.000.000 sebulan dari menjoki dan berjualan item digital saat ia masih bersekolah kelas 3 SMP! Game yang dimainkannya kala itu adalah Lost Saga.
Saat peminat joki dari Lost Saga berkurang, Rheza pindah memainkan game lain. Saat ini, ia paling banyak mendapatkan order Mobile Legends dan Mobile Arena. Dengan harga Rp500.000, ia menjanjikan kenaikan tier dari Grand Master ke Legends untuk game Mobile Legends. Saat ini, ia melakukan pekerjaan ini sebagai sambilan dan dilakukan di malam hari, sehingga rata-rata ia hanya bisa mendapatkan sekitar Rp1.000.000 per bulan.
Hal yang sama juga diceritakan oleh Baim (nama samaran). Baim menerima order joki sebagai pekerjaan sambilannya sebagai mahasiswa. Dari pekerjaan sampingan sebagai joki ini, ia mengaku mendapatkan antara Rp600.000 sampai Rp2.000.000 sebulan.
Walau tidak seramai esport, beberapa orang juga menjual jasa joki untuk game MMORPG. Yesaya Dicto, misalnya, menjual jasa joki untuk Ragnarok Online, game lama yang dihidupkan kembali oleh Gravindo. Dari sana, ia mendapatkan penghasilan antara Rp2.000.000 sampai Rp4.000.000. Namun semakin banyaknya pesaing, ia memutuskan untuk berhenti dan pindah ke game esport.
Pendapatan yang lumayan ini tentu saja menggiurkan, apalagi dilakukan atas dasar hobi dan kesenangan, serta bisa dikerjakan dari mana saja dan kapan saja. Ini memancing ribuan orang lainnya untuk melakukan pekerjaan yang sama dan mendapatkan pundi-pundi uang dari sana.
4. Apakah Etis?

Meski banyak dilakukan, beberapa pengamat esport di Indonesia menganggap joki bukanlah sebuah hal yang baik. Senz Houston, pendiri Revival Esport misalnya, beranggapan bahwa joki merusak ekosistem esport Indonesia. Joki menyebabkan mereka yang ada di rank bawah terpaksa berhadapan dengan pemain yang level sebenarnya lebih tinggi. Ini menyebabkan game menjadi terlalu sulit dan akhirnya ditinggalkan.
Netizen juga diketahui memiliki antipati yang tinggi terhadap tokoh yang dicurigai melakukan joki. Salah satu korban dari antipati netizen ini adalah Donna Visca. Donna dituduh melakukan joki karena performanya dalam sebuah pertandingan yang tidak sesuai dengan rank MMR yang ia miliki. Donna Visca telah kami hubungi mengenai ini, namun menolak memberikan komentar.
Dari sisi publisher, terdapat perbedaan perlakuan terhadap joki. Filia Selfia dari Winner Interactive, penerbit game FPS X-Shot, menyatakan bahwa Winner tidak melarang adanya perjokian dengan alasan bahwa praktik seperti itu sulit dideteksi. Di lain pihak, Aji Hendratmojo dari Gemscool, penerbit Lost Saga, menyatakan bahwa tindakan joki dapat diban di game milik Kreon.
Namun baik Winner maupun Gemscool sepakat bahwa menggunakan jasa joki adalah tindakan berisiko dan berbahaya. Risiko terbesar adalah pencurian dan penyalahgunaan ID atau item yang umum terjadi.
Dari sisi penyedia jasa joki, mereka menganggap bahwa joki di game online adalah sesuatu yang etis. Mereka percaya bahwa apa yang mereka lakukan dapat membantu para pemain untuk berkembang. Mereka berpendapat, seringkali pemain kalah di rank bawah bukan karena mereka tidak bisa bermain, namun karena mendapatkan tim yang kurang baik (trolling dan lainnya).
Di sisi lain, joki juga membantu menghidupi mereka yang berminat hidup dari esport. Sebagai diketahui, industri esport tanah air masih dalam tahap awal. Turnamen esport belum memberikan hadiah yang cukup, jumlahnya pun masih bisa dihitung jari. Satu-satunya cara bertahan adalah dengan mendapatkan penghasilan tambahan dari jasa joki.
Bagaimana menurut kamu, apakah kamu setuju dengan perjokian ini?