Ditanya soal penghasilan, ternyata semua joki mengaku memiliki penghasilan yang lumayan! Beberapa mengaku memiliki pendapatan di atas 4 juta rupiah dalam satu bulan, khususnya mereka yang meluangkan banyak waktu untuk mengerjakannya.
Prayudha sendiri mengaku bahwa omsetnya dalam sebulan mencapai Rp10.000.000. Ia mengambil keuntungan sekitar 50%-nya, yang kemudian ia gunakan juga untuk mempromosikan jasa joki lewat boost di Facebook.
Bagaimana dengan pemainnya? Ternyata juga tak kalah besar! Salah satu joki, Muhammad Rheza, mengaku ia pernah mendapatkan pemasukan Rp5.000.000 sebulan dari menjoki dan berjualan item digital saat ia masih bersekolah kelas 3 SMP! Game yang dimainkannya kala itu adalah Lost Saga.
Saat peminat joki dari Lost Saga berkurang, Rheza pindah memainkan game lain. Saat ini, ia paling banyak mendapatkan order Mobile Legends dan Mobile Arena. Dengan harga Rp500.000, ia menjanjikan kenaikan tier dari Grand Master ke Legends untuk game Mobile Legends. Saat ini, ia melakukan pekerjaan ini sebagai sambilan dan dilakukan di malam hari, sehingga rata-rata ia hanya bisa mendapatkan sekitar Rp1.000.000 per bulan.
Hal yang sama juga diceritakan oleh Baim (nama samaran). Baim menerima order joki sebagai pekerjaan sambilannya sebagai mahasiswa. Dari pekerjaan sampingan sebagai joki ini, ia mengaku mendapatkan antara Rp600.000 sampai Rp2.000.000 sebulan.
Walau tidak seramai esport, beberapa orang juga menjual jasa joki untuk game MMORPG. Yesaya Dicto, misalnya, menjual jasa joki untuk Ragnarok Online, game lama yang dihidupkan kembali oleh Gravindo. Dari sana, ia mendapatkan penghasilan antara Rp2.000.000 sampai Rp4.000.000. Namun semakin banyaknya pesaing, ia memutuskan untuk berhenti dan pindah ke game esport.
Pendapatan yang lumayan ini tentu saja menggiurkan, apalagi dilakukan atas dasar hobi dan kesenangan, serta bisa dikerjakan dari mana saja dan kapan saja. Ini memancing ribuan orang lainnya untuk melakukan pekerjaan yang sama dan mendapatkan pundi-pundi uang dari sana.