Mohammed Salah dan Sadio Mane dikenal sebagai pemain bola yang berpuasa selama pertandingan. (Daily Sabah)
Pada esensinya, puasa Ramadan hukumnya wajib bagi umat Muslim. Meski demikian, seorang umat Muslim diperbolehkan membatalkan puasa dalam keadaan tertentu, misalnya saat sedang dalam perjalanan jarak jauh, atau dalam keadaan tertentu. Apabila demikian, mereka harus mengganti puasa yang batal itu di hari lain.
Di dunia olahraga, ada beberapa contoh atlet yang tetap berusaha untuk puasa meski harus bertanding. Klub sepak bola Liverpool misalnya, punya Mohammed Salah dan Sadio Mane yang menganut agama Islam. Mereka dikenal sangat taat dalam beribadah, dan menunjukkan sisi religius mereka dengan bersujud setelah mencetak gol.
Pada bulan Ramadan 1443 Hijriah tahun lalu, baik Salah dan Mane mengikuti puasa Ramadan dengan taat, meskipun pada bulan itu Liverpool menghadapi serangkaian match Premier League yang penting. Pelatih mereka, Jurgen Klopp, berkomitmen untuk tidak ikut campur dalam urusan ibadah Salah dan Mane.
Yang lebih menarik lagi, puasa justru tidak mempengaruhi penampilan Salah dan Mane di lapangan. Ini karena mereka dibantu oleh kelompok Muslim Chaplains in Sport dalam merancang menu sahur dan berbuka, program latihan, serta berbagai jenis konsultasi terkait kesulitan selama menjalankan ibadah puasa.
Terdapat satu pengecualian, saat Salah tidak puasa selama dua hari menjelang babak final Liga Champions melawan Real Madrid di tahun 2018. Hal ini dikarenakan Liverpool membutuhkan kemampuan penuh Salah saat menjalani pertandingan penting tersebut.