Say No To Racism! Dampak Perbuatan Rasis, Drama Chongqing Major Berbuntut Panjang

Rasisme adalah salah satu perbuatan yang tidak bisa ditoleransi, sekecil apapun itu. Baik itu di ajang olahraga konvensional atau di ajang esports sekalipun. Setidaknya itulah yang kini tengah terjadi dan menjadi sorotan. Dua pro player Dota 2 asal Filipina yaitu Kuku dan juga Skemberlu tertangkap basah melakukan ujaran rasisme yang berbuntut panjang, hingga diberikan sanski oleh Valve akibat rasisme di Dota 2 yang mereka lakukan.
Rasisme di Dota 2 yang Kuku dan juga Skemberlu lakukan awalnya langsung mendapatkan protes keras dari pihak penyelenggara Chongqing Major. Pihak penyelenggara langsung memberikan sanksi keras berupa banned bahwa para pelaku rasisme, terutama Kuku yang tidak di ijinkan bermain di Chongqing Major nanti.
Namun dari pihak TNC ternyata seperti memelintir hukuman atau sanski yang diberikan oleh pihak penyelenggara, di tuliskan oleh tim Filipina ini bahwa Kuku tidak hanya dilarang bermain, namun juga dilarang oleh pemerintah China untuk masuk ke negara mereka. Serta TNC menyebutkan bahwa keamanan dari Kuku tidak akan bisa terjamin jika memaksa untuk berkunjung ke negeri Tirai Bambu.
Tetapi nyatanya tidak seperti itu, TNC terlihat melebih-lebihkan serta menambahkan berita yang seharusnya tidak terjadi, ini menyebabkan komunitas menjadi terpecah dan terbelah dua. Di satu sisi ada yang mendukung Kuku agar bisa mengikuti turnamen atau diperbolehkan kembali masuk ke negeri Tirai Bambu dan ada juga yang mendukung sanski tegas tersebut.