Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel GGWP lainnya di IDN App

Remaja 18 tahun bernama Zain Ali di kota Lahore, Pakistan, bunuh anggota keluarganya, ibu dan dua saudaranya, pada 19 Januari 2022 silam karena kesal, usai kalah bermain game.

Game yang dimainkan olehnya adalah PlayerUnknown’s Battlegrounds atau PUBG. Ia mengaku kesal karena selalu kalah dalam game tersebut. Zain Ali pun langsung ditahan oleh polisi.

Remaja Bunuh Keluarga karena Kira Bisa Hidup Lagi

Selain karena kesal akibat selalu kalah bermain game, Zain Ali mengaku membunuh ibu dan dua saudaranya di rumah karena mengira mereka akan hidup kembali seperti di PUBG.

“Saya stres karena selalu kalah dalam game. Saya menembak semua orang karena mereka akan hidup lagi seperti karakter di game,” ujar Ali kepada polisi setempat. 

Seperti yang sudah gamers ketahui, game PUBG memungkinkan para player hidup kembali walau sudah ditembak mati di dalam game. Zain Ali ternyata percaya hal ini juga berlaku di dunia nyata.

Salah satu tetangga Zain mengatakan remaja ini memang jarang keluar rumah karena kecanduan bermain game. Namun menurutnya Zain adalah anak yang berperilaku baik selama ini.

Haruskah Game Disalahkan atas Kejadian Tersebut?

Akibat kejadian itu, terjadi perdebatan soal pengaruh video game terhadap pola pikir pemainnya. Sebagian orang tua di Pakistan khawatir game seperti PUBG bisa mendorong tindak kekerasan di dunia nyata.

Namun di sisi lain, komunitas gamer beranggapan game tidak bisa disalahkan atas pembunuhan tersebut. Gamer sekaligus komentator esports, Onaiza Naeem, memberikan pendapatnya.

“Saya sudah 15 tahun bermain game, dan tak pernah ada niatan mencelakai diri sendiri maupun orang lain.” ujarnya.

Pakar kesehatan mental bernama Rabeea Saleem juga menyebut tidak ada hubungan sebab-akibat antara video game dengan agresi dan masalah kesehatan mental anak-anak yang memainkannya.

Ikuti terus informasi terbaru dan terupdate seputar game, esports, dan pop culture di GGWP.ID, ya!

Sumber: Vice

Editorial Team

Editorrien