Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Sejarah Match Fixing di Esports, Pelakunya Kena Hukuman Seumur Hidup!

Match fixing terjadi bukan karena ada niat, tapi juga kesempatan. Ini dia sejarah match fixing esports yang perlu kamu tahu.

Dalam dunia esports, match fixing merupakan tindakan dimana sebuah tim sengaja mengalah atau tampil buruk demi mendapatkan sebuah imbalan.

Aksi ini kerap kali identik dengan perjudian, dimana hasil pertandingan sudah diatur oleh bandar untuk meraup keuntungan dari uang taruhan.

Meskipun hukum match fixing di esports tidak seketat hukum di olahraga konvensional, pelakunya tak jarang mendapatkan hukuman penjara karena terlibat perjudian.

Berikut ini adalah sejarah kasus match fixing di dunia esports yang menggemparkan dunia.

Sejarah match fixing esports

1. Kasus match fixing perdana

Gamereactor

Kasus match fixing yang pertama kali masuk ke dalam sorotan media terjadi pada tahun 2010, saat federasi esports Korea Selatan (KeSPA) menghukum 11 orang pemain karena melakukan match fixing.

Selain karena jumlah pelaku yang besar, latar belakang mereka juga bervariasi mulai dari pro player veteran hingga rookie menjanjikan.

Para pelaku dikenai hukuman beragam mulai dari denda, rehabilitasi, hingga kurungan penjara untuk pelaku berat.

2. Hubungan match fixing dengan angka 322

Esports.net

Pro player Dota 2, Solo, tertangkap basah di tahun 2013 bertaruh pada timnya sendiri, Rox, dan sengaja bermain buruk.

Saat aksinya terkuak, Solo mengaku ia melakukan aksi ini demi uang senilai USD $322. Hal ini yang membuat aksi match fixing di esports disebut dengan 322.

Solo di-ban untuk bertanding selama 1 tahun dan dikeluarkan dari timnya. Sejak insiden ini, Valve kemudian memperketat aturannya soal 322/match fixing.

3. Match fixing bukan hanya soal faktor uang

Dust2.us

Di tahun 2014, tim CS:GO IBuyPower dicurigai melakukan 322 setelah beberapa strategi match mereka dipertanyakan dan berujung pada kekalahan.

Jurnalis Richard Lewis menuduh IBuyPower melakukan match fixing. Investigasi yang dilakukan Valve menemukan beberapa pemain mereka mendapatkan skin langka dan hadiah lainnya setelah match usai.

4 pemain yang terbukti melakukan judi match fixing akhirnya mendapatkan larangan untuk mengikuti semua turnamen official dari Valve.

4. Keterlibatan pro player veteran

ONE Esports

Pada tahun 2015, pro player Starcraft Life terbukti secara sah tergabung dalam sindikat match fixing.

Selama tahun 2015, Life memanipulasi hasil pertandingan untuk menguntungkan gembongnya dalam perjudian.

Atas aksinya itu, Life dijatuhi hukuman penjara 18 bulan dan ban seumur hidup dari seluruh kompetisi Starcraft.

5. Kasus match fixing terkini

GosuGamers

Terlepas banyaknya kasus match fixing dalam esports, banyak oknum tak bertanggung jawab yang nekat melakukan hal tersebut.

Sebut saja Taiga, yang dituduh oleh Morf terlibat skandal 322 dengan berbagai bukti kuat. OG, mantan tim Taiga, turut mendukung tindakan investigasi.

Belum lama ini juga, Bountee Esports diduga melakukan match fixing di MPL Malaysia S13 dengan melibatkan seorang mantan player. Investigasi dari MPL MY tengah berlangsung.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us