Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Drama Tidak Hanya di Dota 2! Ini 4 Skandal di Esport yang Membuat Heboh!

Skandal di esport mungkin sudah menjadi hal yang biasa di era modern seperti sekarang ini. Ironisnya, sebuah skandal malah bisa menjadikan esport seperti hiburan “palsu” untuk pencintanya.

Beberapa dekade yang lalu tidak banyak orang yang tahu tentang esports, dan sejujurnya mungkin sebagian besar dari kita masih mencari tahu bagaimana cara kerja internet. Betul?

Saat ini, esport telah berkembang menjadi industri yang menjanjikan, dengan banyaknya gamer profesional terbaik membawa hadiah miliaran rupiah yang mungkin bisa membuat para atlet profesional olahraga konvensional cemburu.

Sama seperti industri lain, esport juga tidak luput dari masalah skandal. Inilah 4 skandal di esport terbesar sepanjang masa yang mungkin belum kamu ketahui sebelumnya!

1. Starcraft 2 Match Fixing

Starcraft 2 telah menjadi sebuah game esport yang cukup besar, dan peluang bisnis untuk meraih keuntungan dalam game ini memang sangat menggiurkan.

Pada tahun 2010, sebuah situs taruhan mendekati beberapa gamer profesional Starcraft 2 dan menawarkan mereka untuk mengatur pertandingan (match fixing), dan juga kesempatan bertaruh pada hasilnya.

Sumber: BBC

Untuk beberapa saat, mereka berhasil lolos dan meraup uang yang cukup banyak, sampai beberapa jurnalis “pintar” mengendus kecurangan tersebut dan menerbitkan artikel melalui media online!

Skandal ini cukup besar hingga sampai ke BBC dan sumber terpercaya lainnya yang biasanya tidak pernah memuat berita tentang esport. Atas perbuatan itu, semua gamer yang terlibat dilarang untuk mengikuti semua pertandingan Starcraft 2 seumur hidup.

Di Indonesia, skandal match fixing juga pernah menimpa salah satu tim profesional Dota 2, Mahameru. Atas insiden itu, tim Mahameru dan empat pemain didiskualifikasi dan dilarang untuk mengikuti semua kompetisi yang dihelat oleh joinDOTA selama satu tahun.

Pemain yang terlibat match fixing adalah Dhiery “SPACEMAN”, Jourdan “Oclaire“, Gunawan “Spica” Leman, dan Fajar “Benclung” Maulana.

2. MLG Summer Championships 2012

Skandal game League of Legends di MLG Championships 2012 bisa dibilang cukup tragis. Setelah berhasil bersaing menuju grand final, Team Dignitas dan Curse NA memutuskan untuk membagi hadiah kemenangan secara rata tanpa memedulikan hasilnya.

Sumber: MLG

Untuk ronde pertama mereka memilih mode yang disebut “All Random All Mid” yang membuat dua finalis ini bermain selayaknya pemain kasual.

Dua finalis ini dijatuhi denda dan hal ini sedikit mencoreng muka organisasi esport milik developer game Activision Blizzard.

3. Bitcoin

Sumber: Bitcoin

Bagi yang belum tahu, Bitcoin adalah bentuk mata uang online yang sedang populer saat ini. Untuk mendapatkan Bitcoin, seseorang harus melakukan mining (menambang) dengan cara yang cukup rumit.

Sebuah asosiasi yang disebut eSports Entertainment Association (eSEA) mengeluarkan sebuah patch anti-cheat yang telah diunduh oleh sekitar 15.000 komputer. Namun, ada karyawan “nakal” yang memasukkan program mining Bitcoin ke dalam patch tersebut untuk keuntungan pribadinya!

Alhasil, eSEA mendapatkan denda yang cukup besar dan peringatan keras untuk tidak melakukan hal seperti itu lagi.

4. Pergantian Pemain di Call of Duty

Dalam dunia esport, ada dua cara untuk mengidentifikasi pemain yaitu melalui nickname mereka dan alamat IP.

Sumber: Opshead

Sebuah tim profesional Call of Duty, FatGaming mencoba untuk memasukkan pemain yang bukan pemain asli FatGaming, – D1ablo – guna memenangkan sebuah turnamen.

Kalau dibaratkan dalam dunia sepak bola, mungkin sama seperti Christiano Ronaldo dari Real Madrid menyamar bermain di salah satu tim seri B Italia. D1ablo dan FatGaming dijatuhi sanksi larangan bermain selama 6 bulan dan tim mendapatkan sanksi yang berat.

Diedit oleh Audi E. Prasetyo

Share
Topics
Editorial Team
Audi Eka Prasetyo
Jodi Ibrahim
Audi Eka Prasetyo
EditorAudi Eka Prasetyo
Follow Us