Tak hanya di CS:GO, Text Filtering Juga Ditambahkan ke Dota 2

Valve sepertinya benar-benar serius untuk memerangi perilaku toksik dan rasisme di seputar gim buatannya. Setelah sebelumnya menambahkan fitur Text Filtering di gim FPS buatan mereka, CS:GO, kini Valve juga menambahkan fitur tersebut ke dalam gim MOBA/RTS andalan mereka, Dota 2.
Sama seperti yang ada di CS:GO fitur Text Filtering yang ada di Dota 2 ini juga akan memblokir kata-kata kasar di yang keluar di text chat kalian. Fitur ini diaktifkan secara default. Namun, sama seperti di CS:GO, untuk kalian yang kuat iman dan tahan bacotan, kalian bisa menonaktifkan Text Filtering ini dengan masuk ke bagian social di menu settings dan mematikan pengaturan ini.
Kata-kata kasar yang keluar akan disensor oleh sistem, sehingga kalian hanya bisa melihat tanda bintang(*) di kata kasar yang diketik. Tentu saja kata-kata tersebut takkan disensor kalau kalian menonaktifkan Text Filtering ini.
Namun sayang, Text Filtering ini sepertinya saat ini hanya bisa mendeteksi kata-kata kotor dan sumpah serapah dalam bahasa Inggris. Akibatnya, kita sebagai orang Asia Tenggara masih bisa melihat kalimat-kalimat legendaris Asia Tenggara seperti “put*ng ina mo“, “bob* p*ta“, dan tentu saja kalimat legendaris andalan pemain Indonesia, yaitu “anj*ng goblok”.
Valve diharapkan mampu memberi peningkatan terhadap Text Filtering yang mereka buat ini. Kami berharap sistem Text Filtering ini bisa mendeteksi kata-kata kasar dan sumpah serapah dalam berbagai bahasa seperti yang ada di Mobile Legends.
Meskipun masih jauh dari kata sempurna, usaha Valve untuk mengurangi perilaku toksik dan rasisme di Dota 2 dan CS:GO ini patut dipuji. Jalan Valve untuk membersihkan rasisme dan perilaku toksik akan sangat berat mengingat komunitas Dota 2 adalah komunitas paling toksik di dunia esports.
Sebagai pengggemar esports, kami pastinya ingin ekosistem esports yang bersih dari perilaku toksik dan rasisme. Text Filtering ini adalah langkah yang sebenarnya cukup bagus untuk mengurangi hal itu (meski tak bisa membersihkan perilaku toksik sepenuhnya). Semoga saja suatu saat nanti dunia esports bisa bersih dari hal-hal tersebut!