sumber: tiktok @yoshi_sudarso
Dalam postingan tiktok nya, ia menulis caption:
Bear with me, it’s a long and sappy post…?
Tetap bersama saya, ini bakalan jadi post yang panjang dan sentimentil…?
Lalu dalam video tik tok nya terdapat beberapa narasi tulisan yang ia buat.
How I married the love of my life ❤️
Bagaimana saya menikah dengan cinta dalam hidupku ❤️
In 1998, my family and I moved to America from Indonesia during the riots. I was 8 years old, didn’t speak any English, and girls was the furthest thing from my mind.
Pada tahun 1998, aku dan keluargaku pindah ke Amerika dari Indonesia saat kerusuhan. Saat itu aku berusia 8 tahun, tidak bisa berbahasa Inggris, dan minat dengan perempuan masih jauh dari pikiranku.
That first week, we went to church with a family friend that had been living in America. That’s when I saw her, I don’t know why, but the words, “Mom, I love her!” just escaped my lips. I don’t think I even knew what that meant.
Pada minggu pertama, kami pergi ke gereja bersama keluarga teman yang telah lama tinggal di Amerika. Itulah saat saya melihatnya, entah kenapa, kata “Bu, aku cinta padanya!” terungkap dari mulutku. Aku mungkin juga ga ngerti apa artinya.
But, we were kids and I figured it would never happen. We kept going to that church and I was always excited to see her every Sunday. She was always so kind, but we weren’t close or anything, I mean, I barely spoke the language.
Tapi kami masih anak-anak dan aku menyadari itu gak bakalan terjadi. Kami tetap datang ke gereja dan selalu senang melihatnya datang setiap Minggu. Dia sangat baik, tapi kami gak dekat, maksudku, aku masih gak bisa bahasa Inggris.
As we grew older I would attend more events at the church and see her more often. That’s when I realize that this feeling for her would never go away but she was out of reach.
Saat kami tumbuh dewasa aku datang ke berbagai event gereja dan makin sering melihatnya. Itulah saat aku menyadari bahwa perasaanku padanya gak akan hilang tapi dia masih jauh dari jangkauan.
Fast forward a couple of relationships later and I’m in college. Thinking my feeling for her had subsided. Until she came over one Sunday and said, “wow, I really like what you’re wearing, you look nice!” The words that melted my heart.
Beberapa pacaran kemudian dan aku sedang kuliah. Sepertinya perasaanku padanya sudah menepi. Sampai suatu Minggu ia datang dan berkata “wow, saya sangat suka pakaianmu, kamu terlihat bagus!” Kata-kata ini melumerkan hatiku.
We, then, started to work together more closely because we were both part of the children’s ministry and started to actually bond. She wasn’t what I thought she was, she was more. Beautiful, smart, funny, you name it, she got it.
Lalu, kami, mulai kerja bersama lebih dekat karena kami merupakan bagian dari pelayanan anak dan mulai ada ketertarikan. Ia tidak seperti yang saya pikirkan sebelumnya, dia lebih dari yang saya bayangkan. Cantik, pintar, lucu, sebut saja, dia punya semuanya.