Diskriminasi dan tantangan yang dihadapi tak membuat para perempuan di scene esports undur diri.
BTR Babyla contohnya, ia terus mendobrak batasan hingga keluar menjadi juara di berbagai turnamen yang diikutinya.
Sementara Fanny dan Adin memilih jalur lain dengan menggali ide untuk menghasilkan konten- konten berkualitas, menunjukkan bahwa mereka sebagai perempuan juga dapat bersaing di industri gaming sebagai kreator konten.
Di sisi lain, Jelly sebagai seorang shoutcaster bercerita tentang profesinya yang semula tidak diminati oleh para perempuan.
Namun kini, semakin banyak perempuan yang percaya diri untuk berkarier sebagai shoutcaster seperti Jelly.
Terakhir ada Debora, seorang advokat perempuan dan pemimpin di industri gaming dan esports, memaparkan pencapaiannya sebagai seorang perempuan sekaligus memberi semangat bagi para perempuan lainnya untuk dapat berprestasi setinggi-tingginya.
Debora menjelaskan bahwa dirinya bersama UniPin mendukung penuh kegiatan-kegiatan emansipasi wanita di bidang esports.
“Kampanye #WomenInGaming dari TikTok adalah sebuah inisiatif yang sangat baik, dan UniPin ingin terus mendukung gerakan ini agar seluruh gamers perempuan tahu bahwa mereka punya tempat yang sama, dan mereka juga dapat berkarya seluas-luasnya,” kata Debora.
Untuk lebih banyak informasi seputar esports, jangan lupa untuk follow akun Instagram GGWP.ID di @ggwp_esports!