Tidak Sesuai Harapan, Inilah 5 Tim Dota 2 Paling Mengecewakan di Tahun 2020!

Beberapa hari lalu, kami telah merilis daftar lima tim Dota 2 yang paling mengejutkan di tahun 2020. Kali ini kami akan memberikan kepada kalian edisi kebalikan dari daftar yang lalu, yaitu lima tim Dota 2 yang paling mengecewakan di tahun 2020 ini.
Siapa sajakah tim Dota 2 yang paling mengecewakan di tahun 2020 ini? Mari kita lihat bersama!
1. Beastcoast

Tim asal Amerika Selatan, Beastcoast menjadi tim pertama dari daftar tim Dota 2 yang paling mengecewakan di tahun 2020 ini.
Kemerosotan performa mereka setelah format turnamen berubah menjadi online menjadi alasan utama kami memasukkan Beastcoast ke daftar ini.
Sebelum format turnamen berubah menjadi online, Beastcoast tampil sangat baik di dua Major pertama. Mereka sukses mencapai delapan besar di MDL Chengdu Major dan DreamLeague Leipzig Major.
Sebenarnya, Beastcoast juga pernah menjadi juara di turnamen online besar, yaitu ESL One Los Angeles Online: South America, namun setelah itu, performa mereka di turnamen online wilayah Amerika anjlok.
Stinger dan kawan-kawan tak pernah melampaui empat besar di turnamen online wilayah Amerika yang mereka ikuti setelah ESL One Los Angeles Online.
Mereka bahkan mulai kalah saing dari sesama tim Peru, Thunder Predator yang sebelumnya berada di bawah mereka.
Perbedaan ping antara Amerika Selatan dan Amerika Utara disinyalir menjadi penyebab utama kemerosotan Beastcoast.
Turnamen-turnamen online di Amerika biasanya diadakan di server US East atau US West, hal ini tentunya mengakibatkan Beastcoast yang bermain di Amerika Selatan mengalami masalah ping yang signifikan karena jarak mereka yang jauh dari server.
Sehebat apapun kalian, tentunya akan sulit untuk bermain baik dengan masalah lag dan delay karena ping kalian yang besar. Kasus ini sepertinya juga berlaku untuk Beastcoast dan berpengaruh ke performa mereka.
2. Fnatic

Tim yang berbasis di Asia Tenggara, Fnatic menjadi tim kedua di daftar ini. Meskipun Fnatic sangat digdaya di paruh pertama 2020, performa mereka yang terjun bebas di paruh kedua 2020 membuat kami merasa mereka pantas masuk ke daftar ini.
Sempat memenangkan empat turnamen online secara beruntun di paruh pertama 2020, performa Fnatic terjun bebas di paruh kedua 2020.
Perginya pemain-pemain pilar mereka menjadi salah satu alasan utama kemerosotan Fnatic. Perginya 23savage ke Vici Gaming, rehat dan dilepasnya iceiceice ke Evil Geniuses, serta sempat keluarnya Jabz membuat penampilan Fnatic anjlok.
Puncak kemerosotan Fnatic terjadi di BTS Pro Series Season 3. Digadang-gadang masih bisa lolos ke playoff dan finis di empat besar, Fnatic malah menjadi salah satu tim pertama yang tersingkir di turnamen tersebut.
Terperosok di BTS Pro Series Season 3, Fnatic mengambil waktu istirahat selama tiga bulan dan memutuskan untuk merekrut support dan offlaner baru.
Mereka akhirnya merekrut kembali Jabz dan memindahkan DJ ke hard support untuk memfasilitasi kembalinya Jabz.
Kemudian untuk offlaner baru, mereka merekrut juara BTS Pro Series Season 3 dan Dota Summit 13 bersama MG.Trust, yaitu Masaros.
Akan tetapi, meski sudah berusaha membenahi skuat, Fnatic masih belum bisa kembali ke performa mereka di paruh pertama 2020.
Meskipun tampil cukup baik di babak grup BTS Pro Series Season 4 lalu, Fnatic finis di bawah ekspektasi dengan hanya finis di posisi 4.
Dengan hasil ini, diperkirakan akan terjadi perubahan di posisi midlane dalam waktu dekat. Midlaner mereka, Moon dianggap menjadi penyebab utama kemerosotan Fnatic di paruh kedua 2020 ini.
Ia terancam untuk digantikan setelah kembali tampil kurang memuaskan di BTS Pro Series Season 4. Apakah jika perubahan ini benar terjadi Fnatic bisa kembali ke performa puncak mereka?
3. OG

Juara The International dua kali, OG menjadi tim Dota 2 yang paling mengecewakan di tahun 2020 selanjutnya.
Naik turunnya performa dan kegagalan OG untuk meraih gelar di tahun ini menjadi alasan kami untuk memasukkan OG ke daftar ini.
OG menjadi salah satu tim yang ditunggu kemunculannya di musim DPC lalu. OG sebenarnya tampil sangat impresif di debut mereka dengan roster baru pada kualifikasi ESL One Los Angeles Major, akan tetapi, setelah format turnamen berubah menjadi online performa mereka naik turun.
N0tail dan kawan-kawan diharapkan bisa konsisten dan setidaknya memenangkan satu turnamen online di wilayah Eropa, namun pada kenyataannya, performa mereka naik turun dan gagal menjuarai satu pun turnamen di tahun 2020 ini.
Pada awalnya, perbedaan ping yang dialami SumaiL dan MidOne menjadi permasalahan utama performa OG. Hasilnya, mereka pun melepas SumaiL dan memakai kembali jasa Ceb yang sebelumnya memutuskan untuk pensiun.
Akan tetapi, performa OG tak menjadi stabil meskipun sebagian dari tim sudah bersama di bootcamp di Portugal setelah melepas SumaiL. Performa OG bahkan masih naik turun dan tidak bisa memenangkan satu turnamen pun di tahun 2020 ini.
Ada beberapa turnamen di mana OG tampil sangat baik di playoff dan lolos ke grand final, seperti Omega League, BLAST Bounty Hunt, ESL One Lis Angeles Online, Epic League,dan OGA Dota Pit Season 4.
Akan tetapi, N0tail dan kawan-kawan tampil mengecewakan di grand final tersebut dan gagal untuk merebut gelar juara. Di partai puncak, OG tak jarang mencoba draft aneh.
Keberanian OG dalam mencoba draft aneh di grand final ini kerap menjadi bumerang bagi mereka sendiri yang mengakibatkan mereka gagal menang dan menyelesaikan tahun 2020 tanpa menjadi juara di satu pun turnamen.
4. B8

Tim milik Dendi, B8 menjadi tim Dota 2 paling mengecewakan di tahun 2020 berikutnya. B8 memang tidak diharapkan untuk menjadi tim top yang konsisten bersaing di turnamen tier atas dan hanya diharapkan menjadi tim yang konsisten bersaing di tier 2.
Akan tetapi, B8 menjadi sebuah tim yang sama sekali tidak bisa bersaing di tier 2 dan bahkan menjadi salah satu tim milik organisasi dengan performa terburuk di Eropa.
Meskipun sering mendapat undangan untuk tampil di turnamen, B8 tampil dengan buruk dan hampir selali menjadi tim pertama yang tersingkir.
B8 bahkan mencetak rekor buruk, yaitu kekalahan beruntun terpanjang dalam sejarah Dota 2 kompetitif.
B8 juga beberapa kali mengganti pemain mereka, namun hal ini sama sekali tidak berhasil dan masih membuat mereka menjadi salah satu tim terlemah di Eropa.
Pergantian pemain terakhir yang dilakukan B8 adalah melepas pemain carry 11K MMR mereka, Crystallis dan hard support Fishman.
B8 tentunya diharapkan akan lebih baik di musim DPC 2021 mendatang, namun hal ini kami rasa sulit jika sang legenda sekaligus pemilik B8, Dendi tidak mempertimbangkan untuk berpindah posisi atau bahkan mundur sebagai pemain aktif.
Dari hari ke hari semakin terlihat kalau masa jaya Dendi sebagai midlaner di Dota 2 kompetitif sudah habis. Performa buruk B8 juga dipengaruhi oleh performa Dendi yang sudah tak sebaik dulu di midlane.
Akankah Dendi berganti posisi demi kebaikan tim miliknya ini?
5. Just Error

Tim yang tadinya digadang-gadang bakal menjadi superteam dari wilayah CIS, Just Error menjadi tim terakhir di daftar ini.
Kalau boleh jujur, Just Error adalah tim yang paling mengecewakan di antara kelima tim di daftar ini.
Just Error adalah tim yang mendapatkan hype sangat besar bahkan sebelum mereka menjalankan debut resminya. Diisi oleh pemain bintang, yaitu Ramzes, SumaiL, No[o]ne, Zayac, dan Solo, publik berharap Just Error bisa menjadi tim yang kuat dan bertahan lama.
Namun realita ternyata begitu kejam. Tampil di Epic League Division 1, Just Error tampil di bawah ekspektasi dan akhirnya terdegradasi ke Epic League Division 2 setelah dikalahkan oleh tim yang mereka kalahkan di kualifikasi yang kontroversial, yaitu Yellow Submarine.
Setelah terdegradasi, mereka masih diharapkan untuk bisa memenangkan Epic League Division 2, namun mereka harus kembali tertiban sial. Setelah ditendang ke lower bracket oleh Live to Win, Just Error kembali kalah dan tersingkir di tangan Alliance yang nantinya menjadi juara.
Tak lama setelah tereliminasi, Ramzes mengumumkan bahwa Just Error telah resmi dibubarkan yang semakin menambah kekecewaan penggemar.
Itulah lima tim Dota 2 paling mengecewakan di tahun 2020 menurut kami? Setujukah kalian dengan daftar ini? Kalau tidak setuju, tim manakah yang seharusnya masuk ke daftar ini menurut kalian?