Tim yang berbasis di Asia Tenggara, Fnatic menjadi tim kedua di daftar ini. Meskipun Fnatic sangat digdaya di paruh pertama 2020, performa mereka yang terjun bebas di paruh kedua 2020 membuat kami merasa mereka pantas masuk ke daftar ini.
Sempat memenangkan empat turnamen online secara beruntun di paruh pertama 2020, performa Fnatic terjun bebas di paruh kedua 2020.
Perginya pemain-pemain pilar mereka menjadi salah satu alasan utama kemerosotan Fnatic. Perginya 23savage ke Vici Gaming, rehat dan dilepasnya iceiceice ke Evil Geniuses, serta sempat keluarnya Jabz membuat penampilan Fnatic anjlok.
Puncak kemerosotan Fnatic terjadi di BTS Pro Series Season 3. Digadang-gadang masih bisa lolos ke playoff dan finis di empat besar, Fnatic malah menjadi salah satu tim pertama yang tersingkir di turnamen tersebut.
Terperosok di BTS Pro Series Season 3, Fnatic mengambil waktu istirahat selama tiga bulan dan memutuskan untuk merekrut support dan offlaner baru.
Mereka akhirnya merekrut kembali Jabz dan memindahkan DJ ke hard support untuk memfasilitasi kembalinya Jabz.
Kemudian untuk offlaner baru, mereka merekrut juara BTS Pro Series Season 3 dan Dota Summit 13 bersama MG.Trust, yaitu Masaros.
Akan tetapi, meski sudah berusaha membenahi skuat, Fnatic masih belum bisa kembali ke performa mereka di paruh pertama 2020.
Meskipun tampil cukup baik di babak grup BTS Pro Series Season 4 lalu, Fnatic finis di bawah ekspektasi dengan hanya finis di posisi 4.
Dengan hasil ini, diperkirakan akan terjadi perubahan di posisi midlane dalam waktu dekat. Midlaner mereka, Moon dianggap menjadi penyebab utama kemerosotan Fnatic di paruh kedua 2020 ini.
Ia terancam untuk digantikan setelah kembali tampil kurang memuaskan di BTS Pro Series Season 4. Apakah jika perubahan ini benar terjadi Fnatic bisa kembali ke performa puncak mereka?