Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Ada Loh Tim Dota 2 Galak di DPC Tapi Justru Melempem di The International! Ini 5 Penyebabnya

Gelaran tertinggi untuk para pemain Dota 2 adalah The International, tidak peduli kalian telah memenangkan 10 titel major atau minor sekalipun, kalau belum menang The International kalian belum yang terhebat di muka bumi ini untuk Dota 2, lalu kenapa ya tim pemenang DPC justru malah melempem di putaran final The International?

Sebenarnya ada banyak alasan kenapa tim pemenang DPC tampil tidak maksimal dalam gelaran tertinggi ini, malah tim yang tadinya lewat jalur kualifikasi atau sama sekali tidak berada di papan teratas.

Ingat bagaimana OG mendominasi setiap gelaran Major pada tahun 2016 silam? Namun justru malah harus K.O di tangan tim underdog dari Filipina? Atau VP yang terlihat begitu galak dan meyakinkan dengan menghantam setiap Major event tapi tiba-tiba jadi beruang tidak bertaring pada dua The International secara berturut-turut?

Kita akan mencoba membedah terkait fenomena ini, kenapa sih kok tim pemenang DPC malah keok dan melempem juga tidak bisa memenuhi hasrat para tukang bet?

1. Habis Bensin

Ibarat sebuah mobil jika kita terus pacu terus menerus maka akan kehabisan bensin juga, bagus sih kalian bisa mendapatkan banyak point dan menjadi yang terdepan di peringkat DPC. Namun perlu kita ingat bahwa rangkaian turnamen ini itu seperti lari marathon bukan lari sprint jarak pendek.

Jadi jika memang sudah masuk dan mengamankan satu slot di The International, ada baiknya untuk melakukan cooling down dengan tidak ‘ngoyo’ untuk mengejar podium pada setiap gelaran. “Tapi kan hadiahnya besar!” ya mungkin akan beda cerita jika memang kalian hanya mengincar turnament ‘biasa’ ketimbang jadi juara diturnamen paling besar.

2. Meta Permainan

Tidak jarang Valve tiba-tiba mengubah meta permainan setelah satu turnamen berakhir, meskipun perubahannya tidak terlalu signifikan tetapi tetap saja efeknya benar-benar bisa mengacaukan meta permainan. Terlebih lagi jika patch terjadi satu bulan sebelum The International, waktu yang lama memang kelihatannya tapi untuk menemukan kembali formula tetap yang oke punya butuh waktu yang tidak sebentar.

Ini juga yang menjadi alasan utama kenapa tiba-tiba para pemegang puncak kelasmen DPC langsung menjadi menurun performa permainannya. Bahkan tak jarang harus pulang lebih awal ketimbang tim non unggulan yang mereka temui pada babak main event atau eliminasi.

3. Ekspektasi

Menjadi yang terbaik selama gelaran DPC jelas memberikan efek positif juga negatif, positifnya mental para pemain menjadi terangkat dan mereka tahu bahwa Dota 2 yang selama ini mereka mainkan sangatlah kuat dan tidak terbantahkan.

Namun akan selalu ada efek negatif dari segala sesuatu yang berlebih, seperti salah satunya adalah beban berat dalam menjawab segala ekspektasi baik dari management tim maupun dari para pendukung setia. Mereka akan selalu memiliki tanggung jawab dalam mempertahankan apa yang sudah mereka capai dan itu tidaklah mudah.

4. Tidak Berkembang

Efek lain selalu menjadi pemenang dalam setiap bidang adalah jumawa, bisa saja ini merupakan efek yang dirasakan oleh para pemuncak kelasmen DPC pada saat awal gelaran The International dimulai. Apalagi kalau mereka berada satu seed dengan tim dari antah berantah yang merupakan underdog.

Juga bisa saja mereka terlalu nyaman dengan strategi yang dimiliki dan tidak mau mencoba untuk menemukan strategi atau meta permainan baru, sementara tim lain yang akan dihadapi sudah siap dengan segala macam strategi baru yang bisa dengan mudah meng-counter permainan sang juara.

5. Pergantian Pemain

Sumber: http://navi.gg/en/read/text/525-navi-dota-2-roster-changes

Memang untuk poin yang terakhir jarang terjadi bahkan tidak pernah terjadi kepada para tim pemuncak kelasmen DPC musim bersangkutan. Justru sering terjadi kepada tim yang benar-benar ingin melakukan segala daya dan upaya untuk bisa berlaga di turnamen ini.

Tetapi ini bukan tidak mungkin, bisa saja salah satu pemain kunci dari tim tersebut terkena masalah visa misalnya karena nanti China sebagai tuan rumah juga terkenal ketat memberlakukan kebijakan ini. Jadi bisa saja tim yang akan berlaga tersebut harus menukar pemain kuncinya agar kesempatan tidak melayang.

Ada lagi pendapat lain yang mungkin ingin kalian sampaikan? Tulis pada kolom komentar ya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jodi Ibrahim
Silentman Yokoso
Jodi Ibrahim
EditorJodi Ibrahim
Follow Us