Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel GGWP lainnya di IDN App

Dakwah bisa dilakukan dimana saja; hal inlah yang ada di pikiran ustaz Yusha Evans saat ia mendirikan komunitas game dan esports Muslim Gamers League.

Muslim Gamers League saat ini memiliki lebih dari 5 ribu member di seluruh dunia. Di komunitas ini, gamer Muslim bisa mencari teman mabar yang online setiap saat dalam ekosistem yang halal dan termoderasi.

Seperti apa lingkungan gaming di dalam Muslim Gamers League? Siapakah Yusha Evans dan bagaimana ia menjadi seorang mualaf dan akhirnya mendirikan komunitas ini?

Yusha Evans, ustaz yang mengawali jalan dakwah sebagai seorang mualaf

Yusha Evans saat berdakwah. (Makintau)

Yusha Evans lahir dengan nama asli Joshua Evans, dari sebuah keluarga Kristen Protestan Metodis yang sangat konservatif. Sepanjang masa kecil dan remajanya, Evans menemukan kepercayaannya berbeda dengan hal-hal yang ia pelajari selama ini. Setelah menjalani masa pencarian jati diri, Evans memutuskan untuk memeluk agama Islam.

“Suatu hari saya bertemu dengan seorang Muslim. Ia mengajak saya untuk ikut shalat Jumat dan ketika saya melihat umat muslim beribadah, kepala saya terasa dicerahkan. Saya meminta sebuah Al-Quran dan saya membacanya dari ujung ke ujung selama satu minggu. Itu saja cukup (untuk membuat saya memeluk Islam),” kenang Evans.

Saat ini, Evans bekerja sebagai seorang life coach dan konsultan. Ia juga tidak melupakan tugasnya sebagai ustaz dan berdakwah ke berbagai tempat di seluruh dunia. Evans pun tengah mengejar gelar doktorat di bawah bimbingan Shaykh Waleed Al-Menesse.

Muslim Gamers League, komunitas halal untuk gamer Muslim

Editorial Team

Tonton lebih seru di