Umur hanyalah sebatas angka, seperti dibuktikan oleh tim VALORANT asal Jepang, Matagi Snipers. Semua pemainnya terhitung sudah berusia senja!
Tim esports ini berasal dari prefektur Akita, yang disebut memiliki populasi orang tua dengan proporsi tertinggi di Jepang.
Menurut The Japan News, pada tahun 2050, persentase penduduk tua di prefektur Akita akan meningkat sampai 49,9%.
Sebelum merambah VALORANT, Matagi Snipers juga terjun ke cabang esports lain seperti Apex Legends dan Fortnite.
Usia rata-rata player Matagi Snipers adalah 67 tahun, dengan player tertua memiliki usia 75 tahun.
Untuk bisa bergabung dengan tim ini, usia minimal yang harus dipenuhi adalah 65 tahun. Player berusia 60-64 tahun dianggap sebagai junior player.
Tim esports ini memiliki visi-misi yaitu menjadikan Akita sebagai prefektur paling enerjik di seluruh Jepang.
Menurut mereka, aktivitas di bidang esports membantu para player-nya menjaga kesehatan dan mencegah penyakit dementia.
Hal ini tentunya sangat positif karena esports membutuhkan tingkat fokus yang tinggi, dan ini membantu otak untuk terus aktif.
Matagi Snipers juga ingin menjadi sebuah tim esports yang dikagumi anak muda, sekaligus menjadi jembatan antara dua generasi berbeda di Jepang.
Ambisi mereka tidak hanya dituangkan lewat ucapan saja, namun dibuktikan lewat gameplay. Meskipun sudah tua, namun gameplay mereka tak kalah ganas.
Misalnya di video gameplay satu ini, dimana player dengan nickname NAGI berusia 63 tahun berhasil mendapatkan clutch 1v1 di A Site Ascent dengan sebuah headshot apik.
Ada juga video gameplay dari mark25 berusia 67 tahun, yang memainkan Omen dengan sangat savage, mulai dari penggunaan smoke hingga blind.
Untuk saat ini, Matagi Snipers masih mengikuti beberapa turnamen regional. Apakah mereka akan berpartisipasi di Challengers Jepang?