Sumber: Valorant Champions Tour
Game pertama yang dilangsungkan di map Abyss berjalan sengit untuk kedua tim. Walau sudah berusaha sekuat tenaga, Team Heretics akhirnya harus mengakui keunggulan Gen.G dengan skor tipis 13-11.
Pertandingan berlanjut ke Lotus yang dikenal sebagai taman bermain untuk Gen.G. Seperti biasanya, Gen.G bermain baik di sini dan akhirnya mampu unggul 8-4 di paruh pertama.
Akan tetapi, semua terbalik di paruh kedua. Team Heretics mampu untuk mengeksekusi strategi mereka dengan sangat baik dan balik mengungguli Gen.G yang entah mengapa performanya menurun.
Team Heretics akhirnya memenangkan game kedua dan menyelesaikan comeback dengan skor 13-11 untuk memaksakan berlangsungnya game ketiga yang diadakan di Bind.
Momentum terlihat masih dipegang Boo dan kawan-kawan di Bind. Mereka mampu untuk memenangi ronde demi ronde dan mengakhiri paruh pertama dengan skor 8-4.
Sumber: Valorant Champions Tour
Gen.G mulai bangkit dan mengejar di paruh kedua, namun sayang Team Heretics masih mampu bertahan dan memenangi permainan lagi-lagi dengan skor tipis, yakni 13-10.
Dan di pertandingan kedua, DRX harus melawan juara VCT EMEA, Fnatic. MaKo dan kawan-kawan menunjukkan permainan yang luar biasa di pertandingan tersebut. Mereka mampu untuk menjinakkan Fnatic dengan skor telak, 2-0.
Pertandingan dibuka di Abyss. Seperti pada pertandingan pembuka, pertarungan ketat terjadi di map penuh jebakan ini.
Fnatic mampu memberi perlawanan dengan permainan apik dari Alfajer, namun itu semua tidak cukup untuk membawa Fnatic menuju kemenangan. Mereka harus mengakui kemenangan DRX dengan skor tipis, 13-11.
Permainan beralih ke Lotus yang dikenal sebagai map terkuat dari Fnatic. Fnatic memang kuat di sini, tetapi hal tersebut seakan tak terlihat di kesempatan kali ini.
Sumber: Valorant Champions Tour
Mereka harus tunduk di hadapan BuZz yang bermain impresif di sepanjang malam itu. Selain karena BuZz sedang on fire, dukungan yang baik dari empat pemain lainnya membuat DRX mampu untuk mengungguli Fnatic yang hanya mengandalkan satu orang.
Alfajer kembali menjadi penggendong Fnatic, namun gagal panasnya empat pemain lain membuat Fnatic tak kuasa menghadapi DRX. Skor 13-6 untuk kemenangan DRX menjadi skor akhir dari Lotus.
Kesuksesan Team Heretics dan DRX mencapai playoff Valorant Champions dengan mengalahkan dua tim unggulan terdepan juara tentunya semakin meningkatkan posisi mereka di tabel kandidat juara.
Namun tentu saja mereka harus tetap fokus dan tak boleh berleha-leha agar kemenangan ini tidak menjadi one hit wonder saja.
Akankah Team Heretics dan DRX mampu untuk mempertahankan performa ciamik mereka di babak playoff Valorant Champions 2024 nanti?