Jangan Ditiru! 1 dari 10 Anak Rela Ngutang Demi Gatcha

Lootbox adalah salah satu jenis microtransaction yang tentunya akan sangat merugikan orang-orang. Hal itu membuat developer atau publisher yang mengandalkan mekanisme ini akan dihujat. Jika dilihat dari sisi keuangan, memang lootbox akan sangat menarik untuk diaplikasikan karena akan membuat developer ketiban untung secara terus menerus.
Sayangnya, menurut berbagai survey dan lembaga, lootbox adalah mekanisme yang sangat tidak bagus. Menurut Royal Society Inggris untuk Kesehatan Masyarakat mengklaim bahwa satu dari 10 anak akan berhutang berkat kecanduan lootbox dan ini sangat merugikan secara psikologis.
Menurut studi baru yang diposting di situs RSPH, sekitar 11% gamer muda yang disurvei telah menggunakan kartu kredit atau debit orang tua mereka untuk mendanai pembelian lootbox. Sedangkan 90% kerap meminjam uang yang tidak dapat mereka bayar untuk dibelanjakan pada lootbox.
Seperti Duncan Stephenson, Ketua GHA dan Wakil Kepala Eksekutif RSPH, mengatakan bahwa lootbox itu benar-benar merusak.
“Meskipun ini adalah survei kecil para gamer, penelitian kami menunjukkan bahwa dorongan untuk memainkan game yang berisi lootbox mendorong anak melakukan berbagai hal yang buruk,” tuturnya.
Meski jumlah uang yang dikeluarkan anak-anak tersebut tidak diketahui, namun jumlahnya diyakini cukup banyak. Kenapa banyak? Karena beberapa anak bahkan sampai rela ngutang demi gatcha yang jumlahnya fantastis.
Beberapa orang tua bahkan sampai menggadaikan rumah mereka untuk menutupi biaya. Hal ini menjadi fokus utama para pegiat parenting untuk mengklasifikasikan loot box sebagai judi.

Laporan ini keluar pada saat banyak orang terjebak di rumah akibat pandemi COVID-19. Anak-anak memiliki waktu yang banyak sehingga mereka akan melakukan gatcha hingga rela ngutang demi gatcha.
Mau tahu seberapa besar lootbox memberikan keuntungan bagi para developer dan publisher? Tahun ini lootbox dan microtransaction memberikan keuntungan US$1 miliar pada Activision Blizzard. Tentunya orang tua mulai sekarang harus lebih fokus memperhatikan anak mereka.
Khususnya ketika main game, orang tua harus tahu betul apa yang dimainkan oleh anak-anak mereka. Apakah masih wajar atau tidak.
Jangan sampai anak rela ngutang demi lootbox!