Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Anjlok dari Harga 1,7 Juta ke Ratusan Rupiah, Ada Apa dengan Terra LUNA?

Dalam 2 hari terakhir berita mengenai anjloknya harga dari Terra LUNA menjadi perbincangan hangat. Salah satu kripto populer ini anjlok dari sebelumnya berharga Rp 1,7 Juta ke angka ratusan rupiah, tepatnya Rp 365 saat artikel ini ditulis, ada apa dengan Terra LUNA?

Nama Terra LUNA kini menjadi perhatian para investor uang digital di seluruh Dunia. Pasalnya harga kripto satu ini anjlok lebih dari 98% dalam sepekan terakhir.

Baca Juga : Zombie Zoo, Anime NFT Dari Zombie Zoo Keeper Tayang Bulan Mei 2022

Kejatuhan harga kripto Terra LUNA ini terkait dengan merosotnya harga koin kripto TerraUSD. Keduanya dikembangkan oleh perusahaan yang sama, yaitu Terra Labs di Korea Selatan.

Apa yang Terjadi Pada Terra LUNA dan TerraUSD?

Terra LUNA memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan dengan TerraUSD. Terra LUNA mendukung TerraUSD dan akan terbakar dengan sendirinya ketika permintaan TerraUSD meningkat. Begitupun sebaliknya, Nilai Terra LUNA bisa turun jika TerraUSD dianggap tidak stabil.

TerraUSD merupakan stablecoin yang dikaitkan dengan nilai tukar dolar AS. Token ini menawarkan peyimpanan nilai yang lebih baik untuk menghindari jenis volatilitas mata uang kripto.

TerraUSD dikenalkan sebagai stablecoin ‘algoritmik’, koin ini menggunakan sistem pencetakan dan pembakaran token yang kompleks untuk menyesuaikan pasokan dan menstabilkan harga.

Pengembangan dari setiap stablecoin menawarkan target satu koin setara $1. Sayangnya proyek ini tidak memiliki aset dasar. Ini membuat harganya turun di bawah target.

Mulanya harga TerraUSD sempat anjlok ke 26 sen dolar AS. Tetapi kini sudah naik kembali ke 80 sen dolar AS. Tetapi masih tetap di bawah target. Masalah ini akhirnya menyeret jatuh harga Terra LUNA.

Do Kwon, sosok pencipta kedua koin tersebut, sempat melakukan upaya terakhir untuk mengembalikan TerraUSD harga target US$1 dengan meningkatkan pencetakan Terra LUNA baru per hari.

Usaha tersebut pada dasarnya memungkinkan pasokan stablecoinnya habis, sebuah langkah yang diharapkan akan meningkatkan harga TerraUSD, sayangnya hal ini sepertinya tidak berjalan sesuai rencana.

Sedangkan di lain pihak, para investor mengharapkan suntikan modal baru untuk mendorong proyek tersebut. Para pendukung TerraUSD dilaporkan juga telah berusaha mengumpulkan lebih dari US$1 miliar dalam pendanaan untuk menopang harga dari stablecoin.

Parahnya lagi volatilitas dari TerraUSD mungkin menjadi penyebab melemahnya Bitcoin, karena yayasan yang mengelolanya mengumumkan akan meminjamkan Bitcoin dari cadangan mereka kepada para pedagang. Dengan begitu mereka bisa membeli TerraUSD dan menaikkan harganya kembali.

Akibatnya Bitcoin sempat merosot di bawah $30.000 pada hari Rabu, kali kedua dalam seminggu terakhir mereka berada di bawah level itu.

Share
Topics
Editorial Team
iqbal nuril
Editoriqbal nuril
Follow Us