Terra LUNA memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan dengan TerraUSD. Terra LUNA mendukung TerraUSD dan akan terbakar dengan sendirinya ketika permintaan TerraUSD meningkat. Begitupun sebaliknya, Nilai Terra LUNA bisa turun jika TerraUSD dianggap tidak stabil.
TerraUSD merupakan stablecoin yang dikaitkan dengan nilai tukar dolar AS. Token ini menawarkan peyimpanan nilai yang lebih baik untuk menghindari jenis volatilitas mata uang kripto.
TerraUSD dikenalkan sebagai stablecoin ‘algoritmik’, koin ini menggunakan sistem pencetakan dan pembakaran token yang kompleks untuk menyesuaikan pasokan dan menstabilkan harga.
Pengembangan dari setiap stablecoin menawarkan target satu koin setara $1. Sayangnya proyek ini tidak memiliki aset dasar. Ini membuat harganya turun di bawah target.
Mulanya harga TerraUSD sempat anjlok ke 26 sen dolar AS. Tetapi kini sudah naik kembali ke 80 sen dolar AS. Tetapi masih tetap di bawah target. Masalah ini akhirnya menyeret jatuh harga Terra LUNA.
Do Kwon, sosok pencipta kedua koin tersebut, sempat melakukan upaya terakhir untuk mengembalikan TerraUSD harga target US$1 dengan meningkatkan pencetakan Terra LUNA baru per hari.
Usaha tersebut pada dasarnya memungkinkan pasokan stablecoinnya habis, sebuah langkah yang diharapkan akan meningkatkan harga TerraUSD, sayangnya hal ini sepertinya tidak berjalan sesuai rencana.
Sedangkan di lain pihak, para investor mengharapkan suntikan modal baru untuk mendorong proyek tersebut. Para pendukung TerraUSD dilaporkan juga telah berusaha mengumpulkan lebih dari US$1 miliar dalam pendanaan untuk menopang harga dari stablecoin.
Parahnya lagi volatilitas dari TerraUSD mungkin menjadi penyebab melemahnya Bitcoin, karena yayasan yang mengelolanya mengumumkan akan meminjamkan Bitcoin dari cadangan mereka kepada para pedagang. Dengan begitu mereka bisa membeli TerraUSD dan menaikkan harganya kembali.
Akibatnya Bitcoin sempat merosot di bawah $30.000 pada hari Rabu, kali kedua dalam seminggu terakhir mereka berada di bawah level itu.