Dianggap Monopoli, Valve dituntut ke Pengadilan atas Steam!

Terlepas dari popularitas Steam yang masif, tampaknya tidak sedikit dari para konsumen yang menganggap Valve telah mengendalikan monopoli pasar. Hal ini menjadi alasan yang cukup untuk membuat gugatan menuju pengadilan.
Saat ini, di dalam dunia gaming ada begitu banyak platform yang bisa dipilih gamer. Para pemain yang menginginkan sebuah perangkat siap main akan memilih XBOX atau Playstation. Selain itu, ada juga kubu PC yang memiliki beberapa kelebihannya tersendiri.
Sayangnya, untuk membeli game di PC, ada begitu banyak pilihan, berbeda dengan misalnya Playstation yang hanya memiliki Playstation Store saja. Namun, jelas ada satu nama yang pastinya akan diingat betul oleh para gamer PC yaitu Steam.
Steam sendiri memiliki begitu banyak manfaat yang tidak dimiliki oleh platform lain, yang tampaknya dianggap sebagai sebuah trik monopoli pasar. Dan melalui kabar yang ada, Valve saat ini tengah dituntut menuju pengadilan karena adanya indikasi monopoli.
Steam memfasilitasi para gamer PC dengan game harga terjangkau.

Pertama-tama, apa alasan para gamer lebih memilih Steam ketimbang platform raksasa lainnya seperti Ubisoft Connect, EA App, hingga Epic Games Store? Jawabannya tentu sulit untuk dijelaskan satu-satu, namun ada beberapa faktor yang membuat para pemain nyaman dengan toko online milik Valve ini.
Pertama, berbicara mengenai harga, Steam jelas lebih unggul berkat sistem seperti regional pricing. Fitur ini akan menyesuaikan harga yang diatur dari pendapatan rata-rata hingga kondisi ekonomi wilayah atau negara yang dituju.
Selain itu, Steam juga akan mengadakan diskon besar, bahkan tidak jarang sebuah game populer akan dijual dengan diskon hingga 80 persen! Hal ini jelas membuat para pemain semakin betah dengan Steam dan mulai meninggalkan game bajakan.
Steam juga menghadirkan beberapa fitur menarik, seperti workshop untuk memfasilitasi fitur modding suatu game, sistem review yang memberikan akses para gamer untuk memberikan ulasan mengenai game yang dibeli, hingga discussion yang mewadahi para gamer untuk berdiskusi bersama sesama gamer.
Dianggap memonopoli pasar.

Sayangnya, apa yang telah Valve bangun sejak bertahun-tahun lamanya dianggap sebagai upaya untuk memonopoli pasar. Melalui gugatan terbaru yang akan diadakan di Inggris, Valve disebut telah memanfaatkan para pemain di negara tersebut.
Gugatan ini datang dari seseorang bernama Vicky Shotbolt. Menurut klaim yang diajukan, Valve berusaha memonopoli pasar dengan mendorong sebuah klausa dimana publisher tidak boleh menjual game dengan harga yang lebih murah di platform lain. Vicky meneruskan bahwa ini juga merupakan alasan kenapa Steam bisa menarik komisi 30 persen untuk setiap penjualan.

“Gamer di Inggris telah membelanjakan hingga milyaran (Pound) dan Valve telah menguasai pasar PC gaming. Undang-Undang mengenai kompetisi ada untuk melindungi konsumen dan memastikan pasar terus bergerak secara adil,” Sebut Natasha Pearman, representatif dari Millberg.
Jika gugatan ini diteruskan menuju pengadilan dan Steam kalah, maka sang perusahaan ini akan harus membayar denda hingga 840 juta Dolar atau sekitar 13 Milyar Rupiah.
Sumber: Insider Gaming