Shieny membagikan pandangan dan memberikan saran untuk para pelaku game indie yang hadir di Indonesia.
Ia sendiri mengakui kalau dirinya sempat tidak menyangka dengan perkembangan game indie di Indonesia. Apalagi menurutnya, kini sudah ada banyak banget studio game dengan kemampuan produksi dan kualitas yang mengalami peningkatan.
“Keren banget ya. Maksudnya, kita sudah di bisnis ini, di Indonesia dari 15 tahun gitu. Nggak nyangka banget sih, cukup cepat lah ya, 15 tahun. Bahkan nggak nyangka, bahwa kita bisa sampai tahap ini, di mana, studio game itu bisa banyak banget, dan terutama di tahun ini sih, aku lihat kemampuan produksi dan kualitasnya sudah jauh banget,” tambahnya.
Di saat yang sama, ia juga memberikan saran kepada game indie lokal agar tetap bisa bersaing dengan studio game dan publisher ternama di industri. Menurutnya, kuncinya itu berada pada inovasi produknya.
“Kuncinya sih, sebenarnya banyak ya yang dibutuhkan. Tapi yang paling kunci adalah ujung-ujungnya di inovasi di produknya sendiri.”
Karena menurutnya, gap developer Indonesia untuk urusan produksi dan eksekusi sudah nggak begitu jauh. Namun, keputusan untuk menentukan game yang dibuat inilah yang menurutnya cukup menjadi tantangan.
“Jadi, ketika menentukan mau bikin game apanya ini, yang menurut saya sih sangat kunci. Karena menurut saya, developer Indonesia itu sudah nggak terlalu ada gap yang besar banget dari urusan produksi dan eksekusi.”
“Tapi justru, menentukan game apa yang dibuatnya ini, yang kayaknya bukan cuma developer Indonesia saja, developer di mana-mana pun, cukup challenging lah. Karena itu kan dari nothing, terus kita tiba-tiba mau bikin game ini.”
“Jadi, ini perlu multidimensi lah kapabilitasnya, dari mulai bisnisnya, dan juga dari sisi game design, art, visual, juga secara visibility, secara teknisnya juga. Makanya, ujung-ujungnya itu lah. Karena itulah yang benar-benar kunci, dan kalau misalkan sudah bisa punya kapabilitas untuk menentukan produk yang tepat, harusnya sih hal-hal lainnya bisa mengikuti lah, dari sisi fundingnya atau menarik talent-nya.”
“Karena kalau misalkan produknya bagus, of course, nanti ada publisher atau investor yang bisa ikutan. Juga SDM-SDM, jika produknya meyakinkan dan secara bisnis visible karena misalnya ada budget-nya dan lain-lain, itu cukup mudahlah menarik SDM-nya,” tutup Shieny Aprilia, selaku Co-Founder dan CEO Agate.
Sebagai informasi, Akarmaut: Rootmare besutan Agate ini sebenarnya sudah dipamerkan di acara Baparekraf Game Prime 2024 pada 17-18 Agustus kemarin. Tak cuma itu, gamenya itu sendiri kini bisa dimasukkan ke daftar wishlist kamu di Steam. Bagaimana menurutmu?