Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel GGWP lainnya di IDN App

Sosok Mohammad Fahmi Hasni alias Fahmitsu jadi semacam legenda di kalangan developer game Indonesia. Sumbangsihnya kepada industri game lokal seakan tidak terkira. Maka saat Fahmitsu meninggal dunia pada 28 Maret 2022 lalu, banyak yang merasa kehilangan, salah satunya adalah para staf dari game terbarunya, Afterlove EP.

Meski demikian, produksi game Afterlove EP tetap berlanjut. Ada banyak hal yang harus dikorbankan agar game ini bisa tetap rampung, salah satunya adalah menunda perilisan awal di musim panas 2022 ini. Tim Pikselnesia berambisi untuk menyelesaikan Afterlove EP dengan mencoba menangkap charm dan visi dari Fahmitsu saat ia merancang konsep game ini.

Menyambut Hari Game Indonesia, GGWP.ID berkesempatan untuk berbincang dengan Galuh Elsa, narrative designer Afterlove EP yang kini meneruskan posisi lead developer dari Fahmitsu. Ia akan menceritakan progress pengembangan game ini sekaligus pengaruh dari Fahmitsu terhadap mereka yang terlibat di dalamnya.

Fahmitsu ingin Afterlove EP rilis meski tanpa dirinya

Elsa mengaku ada banyak tantangan yang harus dihadapi setelah mengambil alih pengembangan game Afterlove EP. Dengan meninggalnya Fahmitsu secara mendadak, ada banyak hal yang belum sempat tersampaikan untuk menyempurnakan bentuk dari game yang awalnya diberi nama Project Heartbreak ini.

“Tentunya Fahmi nggak ngasih brief maupun titip pesan sebelum beliau meninggal, jadi ada banyak banget hal-hal yang belum sempet gua tanyain ke dia, visi dia di bagian-bagian detail sensitif soal game, dan bahkan beberapa intricate game design yangg belum sempat dia jelaskan lebih lanjut,” kata Elsa.

Penulis yang juga dikenal dengan nama Sasha Ariana ini mengatakan, sebulan setelah Fahmitsu meninggal, tim Pikselnesia mengadakan meeting untuk melengkapi dokumen game design serta memutuskan apakah proyek Afterlove EP akan lanjut atau tidak.

“Om Ivor (game producer) akhirnya cerita… Dulu Fahmi sering banget minta Om Ivor rapikan urusan administratif dan berkas-berkas, because, and I quote Fahmi, ‘Nanti kalo gua mati gimana?’ Fahmi emang selera humornya gitu, dia sering banget nyuruh gua nggak boleh mati dulu sebelum proyek kelar. Jadi ya kita denger itu ketawa aja, sih,” kenang Elsa.

“Tapi justru setelah diingat-ingat lagi, berarti Fahmi pengen banget Afterlove EP tetep jadi walaupun tanpa dia sekalipun,” lanjutnya.

Sosok di balik game best seller Coffee Talk dan What Comes After itu menjadi salah satu influence besar bagi Elsa dalam karirnya. Ia tidak menyembunyikan perasaan kagumnya kepada Fahmi, termasuk rasa cemburu terhadap beberapa kesuksesannya.

“Fahmi selalu ngingetin gua kalo dia udah berkali-kali bikin dan rilis game. Ada yang laku, ada yan kacrut, most of them anything in between. Sementara gua waktu itu kan baru rilis satu. Dia yang bikin gua sadar kalo gua baru aja mulai, dan perjalanan karir gua masih panjang,” kata Elsa.

Baca Juga: Peran Penting Fahmi Hasni di Industri Game Indie Indonesia

Mendesain cerita untuk manusia, dan mempopulerkan Indonesia lewat cerita

Editorial Team

Tonton lebih seru di