FTC menolak proposal alat pendeteksi umur dari ESRB dengan alasan yang cukup jelas. Salah satunya adalah kekhawatiran akan ketepatan atau akurasi alat tersebut.
Dengan menggunakan teknologi pengenalan wajah dan kecerdasan buatan (AI), alat ini bertugas untuk memperkirakan usia pengguna berdasarkan gambar wajah yang diambil saat membuka gamenya. Namun, FTC meragukan kemampuan alat ini untuk memberikan estimasi usia yang akurat.
Selain masalah akurasi, FTC juga mencemaskan aspek privasi yang terkait dengan penggunaan alat tersebut. Dengan mengumpulkan data gambar wajah pengguna, terdapat kekhawatiran akan penyalahgunaan atau pelanggaran privasi yang mungkin terjadi. Hal ini menjadi pertimbangan penting bagi FTC dalam menolak proposal ESRB.
Meskipun proposal ESRB ditolak, FTC tetap memberikan kesempatan bagi lembaga rating tersebut untuk mengajukan kembali proposalnya. Namun, hal ini hanya mungkin terjadi jika ESRB dapat menyediakan penjelasan yang lebih baik serta mengatasi kekhawatiran yang diajukan oleh FTC, terutama terkait dengan akurasi dan privasi.
Sebelumnya, pada bulan Maret 2023, FTC menerima ratusan komentar yang menunjukkan penolakan terhadap proposal alat pendeteksi umur dari ESRB. Mayoritas komentar tersebut mempertanyakan bagaimana alat ini akan berfungsi dan apakah dapat diandalkan dalam memberikan estimasi usia yang akurat atau tidak.
Penolakan FTC terhadap proposal alat pendeteksi umur video game dari ESRB menunjukkan bahwa perlindungan konsumen, terutama dalam hal privasi dan akurasi, merupakan hal yang sangat penting.
Meskipun demikian, kesempatan masih terbuka bagi ESRB untuk memperbaiki proposal mereka dan menyediakan solusi yang lebih baik. Kita akan melihat bagaimana perkembangan selanjutnya terkait penilaian FTC terhadap proposal ini, apakah alat pendeteksi umur dari ESRB akan diterima di masa mendatang? Entahlah.
Sumber: Techspot