Impresi Singkat CBT Kedua NIKKE, Time Crisis dengan Sentuhan Waifu Ala Destiny Child

Sebagus apa ya game yang hadir dari kombinasi antara Time Crisis dengan balutan waifu ala Shift Up, pengembang Destiny Child? Inilah impresi singkat mengenai CBT fase kedua dari Goddess of Victory: NIKKE!
Goddess of Victory: NIKKE telah membuka fase closed beta test keduanya yang melingkup wilayah Global. Sayangnya, dari beberapa negara yang tercatat, banyak yang tidak terdaftar seperti Indonesia.
Fase CBT yang dibuka dari tanggal 2 Agustus menuju 10 Agustus ini hanya dibuka melalui fase pendaftaran saja. Jika beruntung seperti penulis, kalian akan mendapatkan sebuah email yang berisikan kode khusus yang harus dimasukkan saat pertama kali bermain.
Anehnya, tanpa menggunakan VPN atau apapun, penulis bisa memainkan game Time Crisis ala Destiny Child satu ini. Daripada berlama-lama, inilah impresi singkat dari NIKKE yang dikembangkan oleh Shift Up Studio dan dirilis o
GG Banget: Rail shooter yang selalu intens, baik solo maupun co-op.

Dengan konsep utama yang lebih menjual pada desain karakter, orang-orang tentu akan menganggap bahwa gameplay yang ditawarkan akan begitu simpel. Lagipula, kalian hanya memerlukan satu tangan untuk memainkan NIKKE, bukan? Well, yes but also no.
Terlepas dari guyonan komunitas gacha yang jujur saja memang lucu, NIKKE menghadirkan sebuah tantangan bagi para pemain. Dari rapture dengan defense yang tebal menuju rapture boss yang akan selalu bergerak, lengah adalah kata terakhir yang kalian inginkan.

Beberapa mode seperti EX Stage hanya bisa dimainkan dengan kedua mode auto yang dimatikan. And let me tell you, tingkat kesulitan yang ditawarkan jika kalian langsung mencoba mode tersebut, sangatlah tinggi.
Mode co-op yang dinamakan sebagai Wildcat Engine juga ditawarkan bagi para gamer yang membutuhkan tantangan ekstra. Dalam mode ini, kalian akan melawan boss yang sempat kalian jajal pada campaign utama. Bedanya, boss ini jauh lebih sulit dan intens.
Kurang GG: “ya namanya juga masih fase CBT.”

Mengingat ini adalah fase closed beta test dimana sang pengembang dan publisher akan memastikan kelancaran dari game ini, tidak heran apabila akan ada beberapa isu yang menghantui. Terlebih, game ini akan dirilis dalam beberapa wilayah sekaligus!
Dalam kasus ini, penulis serta beberapa pemain lainnya menemukan berbagai macam kesalahan dalam penulisan. Salah satu contoh bisa terlihat pada Nikke bernama Privaty yang awalnya dinamai sebagai Liberty. Beberapa karakter masih memanggilnya dengan nama lama.
Selain itu, crash dan error juga kadang akan terjadi walaupun begitu jarang. Ini bukanlah momen yang begitu game-breaking. Satu hal yang amat disayangkan adalah waktu loading yang entah kenapa begitu lama dibandingkan dengan CBT pertama.
untuk menutup impresi singkat dari CBT ini, apakah Goddess of Victory: NIKKE wajib dimainkan oleh para penggila gim gacha? Pastinya! Dari visual menuju gameplay, Shift Up tampak berhasil dalam mengeksekusi formula rail-shooter yang tidak disentuh oleh pengembang lain.