Dirgahayu! Ini Dia 3 Nuansa Indonesia di Game Fighting

Salah satu seri game fighting yang seru karena menghadirkan berbagai petarung dari judul-judul game tarung terutama bikinan Neo Geo dan SNK. Sebut saja ada petarung dari Fatal Fury, Art of Fighting, Ikari Warriors, Psycho Soldier, dan lainnya.

Uniknya pada The King of Fighters ’97, Bali hadir sebagai salah satu stage pertarungan. Padahal stage lainnya menggunakan nama negara. Apakah pengembang SNK salah menduga bahwa Bali dikira sebagai sebuah negara?

Stage ini kental dengan nuansa Bali. Ceritanya ini sebuah panggung di Tuban, dihadiri berbagai penari bali bahkan ada penari kecak yang sedang beraksi, juga sesosok Barong yang juga ikut berjingkrak diramaikan dengan penonton.

Theme Bali Stage bahkan ramai dengan iringan gamelan Bali dan lagu tarian Kecak.

Game Fighting garapan Bandai Namco ini termasuk judul besar di dunia game tarung. Apalagi game ini muncul dalam grafis 3D yang pada tahun 97-an sedang berkembang pesat.

Salah satu kejutan ini ada pada  Tekken Tag Tournament 2 yang dirilis pada tahun 2011 lalu. Dalam game ini terdapat arena bertarung yang sangat identik dengan Indonesia di game fighting.

Arena bertarung tersebut diberi nama Wayang Kulit dan seperti namanya dalam arena terdapat banyak unsur Indonesia seperti wayang kulit itu sendiri dan juga gamelan yang menjadi alat musik asli Indonesia.

Arena ini diramaikan musik latar berjudul Abyss of Time. Musiknya merupakan perpaduan antara gamelan khas Indonesia dengan musik techno modern.

Mortal Kombat adalah judul game tarung yang populer terutama karena kebrutalannya. Bahkan kesadisannya memunculkan aturan rating usia pada video game.

Salah satu petarung ikonik Mortal Kombat adalah Baraka. Ia adalah bangsa Tarkatan yang setia pada Outworld, yang khas dengan gigi tajam serta pisau yang memanjang di tangannya.

Baraka ternyata menguasai ilmu silat. Ia bisa menggunakan kuda-kuda silat di Mortal Kombat: Deception, Mortal Kombat: Unchained, dan Mortal Kombat:Armageddon.

sumber: Tekken Fandom