Pada tweet-nya di X (Twitter), Hakita menyatakan bahwa ia memahami situasi finansial yang sulit dan menyarankan agar tetap mendukung developer indie jika memang mampu. Namun, ia juga menegaskan bahwa kultur gaming seharusnya tidak hanya dinikmati oleh mereka yang mampu membayar saja. Berikut pernyataannya:
Dari pernyataan di atas, Hakita menunjukkan bahwa aksesibilitas dan penyebaran kultur game lebih penting daripada keuntungan finansial semata. Namun, apakah mereka bakal konsisten dengan pendiriannya? Entahlah.
Selain daripada itu, Hakita juga menekankan bahwasanya mendukung game indie tidak selalu harus dengan uang. Menyebarkan informasi tentang gamenya melalui mulut ke mulut merupakan salah satu metode paling efektif guna mendukung developer.
Informasi yang tersebar luas dapat menarik perhatian si calon pembeli potensial yang pada akhirnya memutuskan untuk mendukung pengembangan gamenya agar dapat berkelanjutan.
Cuitan Hakita itu mendapatkan respons yang sangat positif dari komunitas. Banyak yang baru mengetahui game Ultrakill setelah membaca tweet tersebut, dan beberapa diantaranya bahkan memutuskan untuk membeli game tersebut karena merasa tergerak oleh pesan yang disampaikan.
Perlu dicatat bahwasanya sentimen seperti ini masih jarang terjadi di kalangan penggiat industri game. Pasalnya, proses pengembangan game membutuhkan waktu, uang, dan keahlian yang tidak sedikit, sehingga mau tidak mau pihak developer harus memaksimalkan profit dari gamenya.
Meski demikian, pernyataan Hakita memberikan perspektif baru tentang bagaimana kita bisa mendukung industri game indie.