Bermain sebagai karakter protagonis tentunya sangat disukai oleh para gamers. Sebab, karakter ini cenderung memiliki sikap positif.
Namun, tidak semua game mempunyai protagonis dengan sikap seperti itu. Beberapa game lebih memilih protagonis dengan moral abu abu. Artinya, setiap tindakannya ada di antara baik dan juga buruk.
Beberapa karakter game populer dengan moral abu abu adalah sebagai berkut.
Karakter pertama yang memiliki moral abu-abu adalah Wander. Di awal Shadow of the Colossus, motivasi Wander tampak masuk akal.
Ia sempat kehilangan orang yang disayangi dan sempat mengunjungi Forbidden Lands. Tujuannya untuk mencari cara agar orang terkasihnya bisa kembali.
Wander menemukan jawabannya, yakni ia harus membunuh 16 Colossi yang tersebar pada Forbidden Lands. Pada akhir petualangan Wander, pemain akan diajak merenungi apakah menghabisi 16 Colossi sepadan dengan kembalinya kekasih Wander.
Diatas kertas, Agent 47 adalah pembunuh yang diprogram untuk bisa jadi pembunuh bayaran kelas atas.
Ia merupakan sosok tanpa perasaan yang tidak akan berhenti menunaikan tugasnya, Artinya, dia bisa membunuh siapapun yang muncul sesuai kontraknya.
Namun, dalam sudut pandang tertentu, ada simpati terhadap kisah Agent 47. Sebab, ia pada dasarnya merupakan kloningan yang tidak pernah punya pilihan atas nasibnya.
John Marston adalah salah satu sosok ikonik pada industri gaming sekaligus protagonis utama Red Dead Redemption. DI ceritakan kalau dia adalah mantan penjahat yang kini sudah berkeluarga.
Kisah tentang kegagalan Marston dalam melakukan penebusan jadi salah satu cerita paling tragis di industri gaming.
Setiap tindakan yang ia ambil dilakukan untuk melindungi orang terkasihnya. Padahal, tindakan tersebut harus membawanya kembali ke kehidupan lamanya.
Geralt of Rivia memiliki kemampuan magis Witcher. Apalagi, ia tidak terikat pada pihak manapun. Hal itu menjadikan Geralt of Rivia sebagai salah satu anti-hero paling menawan dalam game.
Dunia The Witcher juga dipenuhi dengan banyak pilihan moral yang sulit. Ternyata, Geralt termasuk orang yang berjalan di jalur tersebut.
Oleh sebab itu, tak heran jika game-game The Witcher selalu menghadirkan banyak ending berbeda. Bagian itu merepresentasikan pilihan moral Geralt.
Niko Bellic pindah ke Liberty City dengan harapan untuk menemukan kekayaan dan kesuksesan. Tapi pada akhirnya, ia hanya menemukan fakta bahwa itu tak lebih dari sekedar mimpi semata.
Di sepanjang perjalanannya, Niko akan sering menemukan dirinya dalam situasi semakin berbahaya. Hal itu kemudian memaksanya berkompromi dengan moralnya sendiri. Semuanya demi bisa keluar dari situasi tersebut.