Komentar CEO Take-Two Mengenai Teknologi AI, Apakah Mengancam Pekerjaan Manusia?

Pertanyaan tentang apakah teknologi kecerdasan buatan (AI) akan mengambil alih pekerjaan manusia telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir. Apakah kita akan melihat gelombang pengangguran besar-besaran karena AI? Ataukah itu hanya mitos yang dilebih-lebihkan?
Berbicara soal teknologi AI tersebut, baru-baru ini muncul komentar yang cukup menarik dari Strauss Zelnick. Mari kita langsung ke topiknya.
Komentar Strauss Zelnick Seputar AI

Pada konferensi TD Cowen, CEO Take-Two, Strauss Zelnick, menegaskan pandangannya tentang perdebatan tersebut yang tengah panas selama belakangan ini. Menurutnya, mengatakan bahwa AI akan sepenuhnya mengambil alih pekerjaan manusia merupakan “narasi kurang cerdas.” Pernyataan tegas ini mengundang kita untuk menelusuri alasan dibaliknya.
Zelnick memperjelas bahwa industri video game, yang menjadi bidang kerja Take-Two, telah memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi. Namun, dia menekankan bahwa tujuan utama AI adalah untuk menjadi mitra manusia, bukan menggantikannya.
Ia juga menyampaikan keyakinannya bahwa teknologi AI, seperti Generative AI, dapat menjadi tools yang berharga untuk menangani tugas-tugas yang dirasa kompleks.
AI Takkan Gantikan Manusia
Dari perspektif Zelnick, ia memandang AI sebagai alat transformasi, bukan untuk menggantikan manusia. Meskipun teknologi AI ini bakal mengubah cara kerja di berbagai macam industri, namun dia yakin bahwa pekerjaan manusia tidak akan tergantikan sepenuhnya.
Sebaliknya, perannya akan berubah, karena teknologi tersebut nantinya dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Sembari menyoroti sejarah, Zelnick menunjukkan bahwa alat-alat produktivitas baru selalu membawa pertumbuhan lapangan kerja dan perusahaan di seluruh penjuru dunia. Ini menggarisbawahi pandangannya bahwa AI bukanlah ancaman, melainkan suatu peluang.
Sebagai alat untuk meningkatkan kinerja dan memecahkan masalah yang rumit, AI memiliki potensi untuk membawa impact positif di berbagai sektor.

Pernyataan Strauss Zelnick membawa kita pada kesimpulan yang menarik. Jauh dari ancaman yang ditakuti oleh banyak orang, teknologi AI ini menjanjikan masa depan dimana manusia dan mesin dapat berkolaborasi untuk mencapai hasil yang lebih baik. Dengan memahami peran AI sebagai mitra, bukannya pengganti, kita dapat melihat masa depan yang penuh harapan dengan evolusi teknologi tersebut.
Akan tetapi, kami sendiri merasa ada satu hal yang cukup krusial jika sinergi antara AI + manusia ini tidak berjalan secara seimbang. Dimana dalam jangka panjang, terlepas dari meningkatnya faktor efisiensi, manusia pasti akan lebih bergantung pada AI dan bisa saja malah membuat manusia jadi semakin malas. Menurut kamu?